Masa Pertengahan dan Akhir Anak-Anak
Tugas Resume
Perkembangan Sosioemosional pada
Masa Pertengahan dan Akhir Anak-Anak
Mata Kuliah : Psikologi Perkembangan I
Dosen : Dra. Siti Fahiroh, M.Si
Oleh :
Aisyah Humairoh 096400001
Naila Karimah 096400008
Universitas Muhammadiyah Surabaya
2010
BAB 11
Perkembangan Sosioemosional pada
Masa Pertengahan dan Akhir Anak-Anak
RELASI TEMAN SEBAYA
Popularitas, Penolakan, dan Pengabaian Teman Sebaya
Kognisi Sosial
Sahabat
SEKOLAH
Transisi ke Sekolah Dasar
Guru
Kelas Sosial dan Etnisitas di Sekolah
DIRI SENDIRI
Perkembangan Pemahaman Diri
Peran Pengambilan Perspektif dan Pemahaman Diri
Harga Diri dan Konsep Diri
GENDER
Stereotip Peran Gender
Persamaan dan Perbedaan Gender
Klasifikasi Peran Gender
Etnisitas dan Gender
PERKEMBANGAN MORAL
Teori Perkembangan Moral Kohlberg
Kritik terhadap Kohlberg
Alturisme
RELASI TEMAN SEBAYA
Popularitas, Penolakan, dan Pengabaian Teman Sebaya
Keterampilan mendengarkan dan komunikasi yang efektif, menjadi diri sendiri, bergembira, memperlihatkan antusiasme dan keperdulian kepada orang lain, sertan mewmiliki rasa percaya diri,tetapi tidak angkuh adalh peramal popularitas teman sebaya. Status resiko anak-anak yang diabaikan tidak jelas. Anak-anak yang ditolak beresiko atas berkembangnya banyak masalah.suati mibnat khusus berfokus pada memperbaiki relasi teman sebaya anak-anak yang diabaikan dan ditolak.
Kognisi Sosial
Keterampilan-keterampilan pemrosesan informasi sosial dan pengetahuan sosial adalah dua dimensi kognisi sosial yang penting dalam relasi teman sebaya.
Sahabat
Persahabatan anak-anak mengandung enam fungsi: kawan, dorongan semangat, dukungan fisik, dorongan ego, perbandingan sosial, dan keakraban/afeksi. Keakraban dan afeksi adalah karakterisrik umum persahabatan. Harry Stac Sullivan adalah pakar yang paling berpengaruh untuk mendiskusikan pentingnya persahabatan. Ia berpendapat ada suatu peningkatan yang dramatis didalam penting dan akrabnya secara sikologis teman-teman akrab pada awal masa remaja.
Transisi ke Sekolah Dasar
Anak-anak Menghabiskan waktu lebih dari 10.000 jam di kelas sebagai anggota suatu masyarakat kecil yang harus menyelesaikan sejumlah tugas, yang harus bersosialisasi dan disosialisasikan, mengikuti sejumlah aturan yang menegaskan dan membatasi perilaku. Suatu keprihatinan khusus ialah bahwa persekolahan awal berlangsung terutama atas dasar umpan balik yang negatif kepada anak-anak. Kurikulum di sekolah-sekolah dasar harus di integrasikan
Guru
Guru-guru memiliki pengaruh yang sangat menonjol pada masa pertengahna dan akhir anak-anak. Interaksi bakat/kecerdassan perlakuan-merupakan sutau pertimbangan yang penting.
Kelas Sosial dan Etnisitas di Sekolah
Sekolah-sekolah lebih berorientasi pada anak-anak dari kelas menengah daripada kelas bawah. Banyak anak-anak dari kelas bawah mengalami berbagai masalah disekolah, sebagaimana yang dialami oleh anak-anak dari minoritas etnis. Upaya-upaya telah dilakukan untuk mengurangi bias ini, di antaranya dengan membentuk kelas jigsaw. Ogbu mengemukakan suatu pandangan yang kontroversial bahwa anak-anak minoritas etnis ditempatkan di posisi bawah dan tertindas di dalam sisterm Amerika. Para pakar percaya suatu bentuk rasisme institusional sedang terjadi di beberapa sekolah karena guru-guru gagal secara akademis menantang murid-murid minoritas etnis
DIRI SENDIRI
Perkembangan Pemahaman Diri
Diri internal, diri sosial, dan diri komparatif secara sosial menjadi lebih menonjol dalam pemahaman diri selama masa pertengahan dan akhir anak-anak. Anak-anak usia sekolah dasar semakin menggambarkan diri mereka dengan karakteristik-karakteristik internal dan psikologis. Mereka juga cenderung mendefinisikan diri mereka berdasarkan karakteristik-karakterisitik sosial dan perbandingan sosial.
Peran Pengambilan Perspektif dan Pemahaman Diri
Ini adalah kemampuan untuk menerima persperktif orang lain dan memahami pemikiran dan perasaannya. Selman mengajukan suatu teori perkembangan pengambilan perspektif dengan 5 tahap yang berlangsung mulai dari usia 3 tahun hingga masa remaja, mulai dengan sudut pandang yang egosentris pada masa awal anak-anak dan berakhir dengan perspektif pengambilan perspektif yang mendalam masa remaja.
Harga Diri dan Konsep Diri
Harga diri ialah dimensi evaluatif global kepribadian. Harga diri juga diacu sebagai nilai diri atau citra diri. Konsep diri mengacu pada evaluasi bidang spesifik diri. Para peneliti seperti Susan Huter membangun ukuran-ukuran yang berbeda bagi anak-anak dan anak-anak remaja. Ukuran-ukurannya menilai evaluasi diri dalam bidang-bidang keterampilan yang berbeda dan nilai diri secara umum. Dalam studi Cupper Smith, harga diri anak-anak di asosiasikan dengan atribut-atribut pengasuhan seperti penerimaan orang tua dan pemberian kebebasan kepada anak-anak dalam batas-batas yang telah ditetapkan dengan baik. Pentin diingat bahwa apresiasi ini pada dasarnya bersifat kolerasional. Teori identitas sosial ialah teori Tajfel bahwa, bila individu-individu ditempatkan dalam satu kelompok, mereka benar-benar melihat kelompok itu sebagai kelompok sendiri bagi mereka. Ini terjadi karena mereka ingin memiliki suatu citra diri yang positif. Tajfel percaya citra diri terdiri dari suatu identitas pribadi dan hanya identitas sosial yang berbeda yang dikaitkan dengan keanggotaan dan identitas kelompok. Identitas kelompok selalu menyebabkan persaingan dan kadang-kadang konflik, antar kelompok-kelompok. Berkaitan erat dengan identitas kelompok dan harga diri ialah etnosentrisme, yakni kecenderungan untuk lebih menyukai kelompoknya sendiri melebihi kelompok-kelompok lain. Sisi positif etnosentrisme ialah rasa bangga kelompok, tetapi kadang-kadang sisi negatif – prasangka – berkembang. Suatu keprihatinan khusus ialah harga diri anak-anak minoritas etnis. Empat cara meningkatkan haga diri : anak-anak meliputi (1) mengidentifikasi sebab-sebab rendahnya harga diri anak-anak remaja dan bidang-bidang kompetensi mana yang penting, (2) dukungan sosial dan persetujuan sosial, (3) prestasi, (4) kemampuan menghadapi masalah.
GENDER
Stereotip Peran Gender
Stereotip Peran Gender adalah kategori yang luas yang mencerminkan kesan-kesan dan keyakinan kita tentang kaum laki-laki dan perempuan. Stereotipe ini meluas di deluruh dunia, khususnya yang menekankan dominasi kaum lelaki dan sifat pengasuhan kaum perempuan. Akan tetapi, di negara-negara maju, kaum laki-laki dan kaum perempuan cenderung di lihat lebih setara.
Persamaan dan Perbedaan Gender
Banyak peneliti Gebder percaya bahwa sejumlah perbedaan antara kaum perempuan dan kaum laki-laki dibesar-besarkan dalam melihat perbedaan-perbedaan, adalah penting menyadari bahwa perbedaan-perbedaan itu rata-rata; ada banyak tumpng tindih diantara jenis kelamin; dan perbedaan-perbedaan itu dapat disebabkan terutamanya oleh faktor-faktor biologis, faktor-faktro sosiokultural, atau kedua-duanya. Ada sejumlah perbedaan fisik diantara jenis-jenis kelamin, tetapi perbedaan kognitif kecil atau tidak ada. Pada tingkat bakat, rata-rata laki-laki melampaui kecerdasaan rata-rata perempuan pada prestasi matematika. Dari sudut perilaku sosial, kaum lelaki lebih agresif daripada kaum perempuan, tetapi kaum perempuan biasanya lebih pintar ”membaca” emosi, memperlihatkan perilaku yang lebih menolong, dan memiliki suatu jaringan sosial yang lebih luas daripada kaum laki-laki. Namun, secara keseluruhan ada lebih banyak persamaan perbedaan antara kaum perempuan dan kaum laki-laki. Konteks sosial memainkan suatu peran yang penting dalam perbedaan dalam persamaan gender.
• Prestasi
Walaupun jawaban atas pertanyaan apakah kaum laki-laki dan kaum perempuan berbeda dalam harapan-harapan untuk berhasil belum dipastikan, beberapa anak perempuan yang paling cerdas dan yang paling berbakat tidak memiliki aspirasi prestasi dan karir yang sesuai dengan bakat sosial.
• Emosi
Sterotipe utama Gender dan Emosi adalah : kaum perempuan emosional, kaum laki tidak inilah stereotipe. Emosi dan gender jauh lebih komplek. Bila kita keluar dari stereotipe utama dan melihat beberapa dimensi khusus emosi dan konteks dimana emosi diperlihatkan, Gender adalah penting dalam memahami emosi. Perbedaan-perbedaan kaum perempuan dan kaum laki-laki dalam emosi cenderung terjadi dalam konteks yang menekankan peran dan relasi sosial.
Klasifikasi Peran Gender
• Masa Lalu
Stereotipe di masa lalu, laki-laki yang dapat menyesuaikan diri dengan baik dianggap memperlihatkan sifat-sifat instrumental, perempuan yang dapat menyesuaikan diri dengan baik memperlihatkan sifat-sifat ekspresif . Sifat-sifat maskulin lebih dihargai oleh masyarakat Seksisme berkembang luas.
• Androgini
Pada tahun 1970-an, alternatif-alternatif bagi maskulinitas dan feminimitas tradisional di eksplorasi. Dikemukakan bahwa individu harus memperlihatkan kedua sifat-sifat ekspresif dan instrumental. Pemikiran ini menghasilkan perkembangan konsep androgini, yakni hadirnya sifat-sifat maskulin dan feminim yang diinginkan kepada seorang individu. Ukuran-ukuran peran gender sering mengkategorikan individu-individu sebagai maskulin, feminim, androginos, atau tidak terdiferenisiasi. Individu-individu yang androginos sering fleksibel dan sehat secara mental walaupun kontek khusus dsn kebudayaan individual juga menentukkan daya adaptasi suatu peran gender.
• Transendensi Peran Gender
Salah satu alternatif dalam konsep androgini ialah transendensi peran gender, tetapi seperti konsep androgini, transendensi, peran gender, menjauhkan perhatian dari keseimbangan kekuasaan antara kaum laki-laki dan perempuan.
Etnisitas dan Gender
Persamaan dan Perbedaan
Terdapat banyak persamaan di kalangan kaum perempuan dalam berbagai kelompok minoritas etnis dan dikalangan kaum laki-laki dalam kelompok-kelompok minoritas etnis yang berbeda, meskipun perbedaan-perbedaan kecil kadang-kadang dapat menjadi penting.
Kaum perempuan minor etnis
Para peneliti dalam psikologi mulai memfokuskan diri pada perilaku perempuan pada kelompok-kelompok minoritas etnis yang spesifik dengan cara yang positif. Banyak kaum perempuan minoritas etnis mengalami ganda rasisme dan seksisme.Dalam banyak hal, kaum perempuan Asi Amerika, Hispanic Amerika, dan penduduk asli Amerika tinggal dalam keluarga-keluarga yang patriarkal, yang didominasi kaum laki-laki, walaupan peran-peran gender semakin kurang kaku pada keompok-kelompok etnis ini dalam tahun-tahun terakhir ini.
Kaum laki-laki minor etnis
Sama seperti kaum perempuan minor etnis mengalami diskriminasi yang berat dan harus mengembangkan strategi-strategi dalam menghadapi perbedaan-perbedaan, begitu pula kaum laki-laki moniritas etnis. Sama seperti yang mereka lakukan dengan kaum perempuan kaum kulit hitam Amerika, para peneliti mulai lebih memfokuskan diri pada dimensi-dimensi positif kaum laki-laki kulit hitam Amerika. Suatu orientasi yanh patriarkal yang didominasi oleh kaum laki-laki menandai banyak kaum kelompok minoritas etnis seperti Asia Afrika, Hispanic Amerika, dan penduduk asli Amerika, Walaupun kaum perempuan sedang meraih kekuasaan pengambilan keputusan yang lebih besar pada kebudayaan-kebudayaan ini, khususnya kaum perempuan yang mengembangkan karir dan pekerjaan di luar rumah.
PERKEMBANGAN MORAL
Teori Perkembangan Moral Kohlberg
Kohlberg mengembangkan suatu pandangan yang provokatif tentang pengembangan penalaran moral. Yang mengemukakan bahwa pengembangan moral terdiri atas tiga tingkat – prakonfensional, konfensional, dan pascakonvensional – dan enam tahap (dua tahap pada masing-masing tingkat). Peningkatan internalisasi menandai gerakan ketingkat dua dan tiga. Data longitudinal Kohlberg memperlihatkan suatu hubungan antara taahap-tahap dan usia, walaupun dua tahap tertinggi khususnya tahap enam jarang muncul.
Kritik terhadap Kohlberg
Kritik meliputi klaim bahwa Kohlberg terlalu menekankan faktor-faktor kognitif dan kurang menekankan perilaku, kurang menekankan peran kebudayaan, dan kurang mempertimbangkan perspektif kepeduliaan. Carol Gilligan mengemukakan suatu perspektif kepedulian yang lebih kuat (yang memandang manusia dari sudut keterkaitan dengan manusai lain dan komunikasi interpersonal mereka). Gilligan juga percaya bahwa masa awal remaja adalah suatu titik yang penting dalam perkembangan suara moral bagi kaum perempuan. Para peneliti telah menemukan dukungan bagi klaim Gilligan bahwa penalaran moral kaum perempuan dan kaum laki-laki sering berpusat pada perhatian yang berbeda, ewalaupun perbedaan gender pada tahap-tahap Kohlberg belum ditemukan secara konsisten. Studi-studi yang berfokus secara lebih ekstensif pada item-item yang mendukung relasi yang erat, dan penggunaan sistem skor yang menekankan keterkaitan, mendukung klaim Gilligan.
Alturisme
Ialah suatu minat yang tidak mementingkan diri sendiri dalam menolong seseorang. Damon menggambarkan suatu urutan perkembangan alturisme, khususnya berbagi (sharing). Hingga usia 3 tahun, berbagi dilakukan karena alasan-alasan yang non empatis; pada kira-kira empat tahun, kombinasi kesadaran empatis dan dukungan orang dewasa menghasilkan suatu rasa kewajiban untuk berbagi; pada tahun-tahun awal sekolah dasar, anak-anak mulai secara sungguh-sungguh memperliharkan gagasan-gagasan yang lebih obyektif tentang keadilan. Pada masa ini prinsip keadilan mulai dipahami; pada tahun-tahun pertengahan dan akhir sekolah dasar, prinsip-prinsip prestasi dan kebajikan dipahami.
Perkembangan Sosioemosional pada
Masa Pertengahan dan Akhir Anak-Anak
Mata Kuliah : Psikologi Perkembangan I
Dosen : Dra. Siti Fahiroh, M.Si
Oleh :
Aisyah Humairoh 096400001
Naila Karimah 096400008
Universitas Muhammadiyah Surabaya
2010
BAB 11
Perkembangan Sosioemosional pada
Masa Pertengahan dan Akhir Anak-Anak
RELASI TEMAN SEBAYA
Popularitas, Penolakan, dan Pengabaian Teman Sebaya
Kognisi Sosial
Sahabat
SEKOLAH
Transisi ke Sekolah Dasar
Guru
Kelas Sosial dan Etnisitas di Sekolah
DIRI SENDIRI
Perkembangan Pemahaman Diri
Peran Pengambilan Perspektif dan Pemahaman Diri
Harga Diri dan Konsep Diri
GENDER
Stereotip Peran Gender
Persamaan dan Perbedaan Gender
Klasifikasi Peran Gender
Etnisitas dan Gender
PERKEMBANGAN MORAL
Teori Perkembangan Moral Kohlberg
Kritik terhadap Kohlberg
Alturisme
RELASI TEMAN SEBAYA
Popularitas, Penolakan, dan Pengabaian Teman Sebaya
Keterampilan mendengarkan dan komunikasi yang efektif, menjadi diri sendiri, bergembira, memperlihatkan antusiasme dan keperdulian kepada orang lain, sertan mewmiliki rasa percaya diri,tetapi tidak angkuh adalh peramal popularitas teman sebaya. Status resiko anak-anak yang diabaikan tidak jelas. Anak-anak yang ditolak beresiko atas berkembangnya banyak masalah.suati mibnat khusus berfokus pada memperbaiki relasi teman sebaya anak-anak yang diabaikan dan ditolak.
Kognisi Sosial
Keterampilan-keterampilan pemrosesan informasi sosial dan pengetahuan sosial adalah dua dimensi kognisi sosial yang penting dalam relasi teman sebaya.
Sahabat
Persahabatan anak-anak mengandung enam fungsi: kawan, dorongan semangat, dukungan fisik, dorongan ego, perbandingan sosial, dan keakraban/afeksi. Keakraban dan afeksi adalah karakterisrik umum persahabatan. Harry Stac Sullivan adalah pakar yang paling berpengaruh untuk mendiskusikan pentingnya persahabatan. Ia berpendapat ada suatu peningkatan yang dramatis didalam penting dan akrabnya secara sikologis teman-teman akrab pada awal masa remaja.
Transisi ke Sekolah Dasar
Anak-anak Menghabiskan waktu lebih dari 10.000 jam di kelas sebagai anggota suatu masyarakat kecil yang harus menyelesaikan sejumlah tugas, yang harus bersosialisasi dan disosialisasikan, mengikuti sejumlah aturan yang menegaskan dan membatasi perilaku. Suatu keprihatinan khusus ialah bahwa persekolahan awal berlangsung terutama atas dasar umpan balik yang negatif kepada anak-anak. Kurikulum di sekolah-sekolah dasar harus di integrasikan
Guru
Guru-guru memiliki pengaruh yang sangat menonjol pada masa pertengahna dan akhir anak-anak. Interaksi bakat/kecerdassan perlakuan-merupakan sutau pertimbangan yang penting.
Kelas Sosial dan Etnisitas di Sekolah
Sekolah-sekolah lebih berorientasi pada anak-anak dari kelas menengah daripada kelas bawah. Banyak anak-anak dari kelas bawah mengalami berbagai masalah disekolah, sebagaimana yang dialami oleh anak-anak dari minoritas etnis. Upaya-upaya telah dilakukan untuk mengurangi bias ini, di antaranya dengan membentuk kelas jigsaw. Ogbu mengemukakan suatu pandangan yang kontroversial bahwa anak-anak minoritas etnis ditempatkan di posisi bawah dan tertindas di dalam sisterm Amerika. Para pakar percaya suatu bentuk rasisme institusional sedang terjadi di beberapa sekolah karena guru-guru gagal secara akademis menantang murid-murid minoritas etnis
DIRI SENDIRI
Perkembangan Pemahaman Diri
Diri internal, diri sosial, dan diri komparatif secara sosial menjadi lebih menonjol dalam pemahaman diri selama masa pertengahan dan akhir anak-anak. Anak-anak usia sekolah dasar semakin menggambarkan diri mereka dengan karakteristik-karakteristik internal dan psikologis. Mereka juga cenderung mendefinisikan diri mereka berdasarkan karakteristik-karakterisitik sosial dan perbandingan sosial.
Peran Pengambilan Perspektif dan Pemahaman Diri
Ini adalah kemampuan untuk menerima persperktif orang lain dan memahami pemikiran dan perasaannya. Selman mengajukan suatu teori perkembangan pengambilan perspektif dengan 5 tahap yang berlangsung mulai dari usia 3 tahun hingga masa remaja, mulai dengan sudut pandang yang egosentris pada masa awal anak-anak dan berakhir dengan perspektif pengambilan perspektif yang mendalam masa remaja.
Harga Diri dan Konsep Diri
Harga diri ialah dimensi evaluatif global kepribadian. Harga diri juga diacu sebagai nilai diri atau citra diri. Konsep diri mengacu pada evaluasi bidang spesifik diri. Para peneliti seperti Susan Huter membangun ukuran-ukuran yang berbeda bagi anak-anak dan anak-anak remaja. Ukuran-ukurannya menilai evaluasi diri dalam bidang-bidang keterampilan yang berbeda dan nilai diri secara umum. Dalam studi Cupper Smith, harga diri anak-anak di asosiasikan dengan atribut-atribut pengasuhan seperti penerimaan orang tua dan pemberian kebebasan kepada anak-anak dalam batas-batas yang telah ditetapkan dengan baik. Pentin diingat bahwa apresiasi ini pada dasarnya bersifat kolerasional. Teori identitas sosial ialah teori Tajfel bahwa, bila individu-individu ditempatkan dalam satu kelompok, mereka benar-benar melihat kelompok itu sebagai kelompok sendiri bagi mereka. Ini terjadi karena mereka ingin memiliki suatu citra diri yang positif. Tajfel percaya citra diri terdiri dari suatu identitas pribadi dan hanya identitas sosial yang berbeda yang dikaitkan dengan keanggotaan dan identitas kelompok. Identitas kelompok selalu menyebabkan persaingan dan kadang-kadang konflik, antar kelompok-kelompok. Berkaitan erat dengan identitas kelompok dan harga diri ialah etnosentrisme, yakni kecenderungan untuk lebih menyukai kelompoknya sendiri melebihi kelompok-kelompok lain. Sisi positif etnosentrisme ialah rasa bangga kelompok, tetapi kadang-kadang sisi negatif – prasangka – berkembang. Suatu keprihatinan khusus ialah harga diri anak-anak minoritas etnis. Empat cara meningkatkan haga diri : anak-anak meliputi (1) mengidentifikasi sebab-sebab rendahnya harga diri anak-anak remaja dan bidang-bidang kompetensi mana yang penting, (2) dukungan sosial dan persetujuan sosial, (3) prestasi, (4) kemampuan menghadapi masalah.
GENDER
Stereotip Peran Gender
Stereotip Peran Gender adalah kategori yang luas yang mencerminkan kesan-kesan dan keyakinan kita tentang kaum laki-laki dan perempuan. Stereotipe ini meluas di deluruh dunia, khususnya yang menekankan dominasi kaum lelaki dan sifat pengasuhan kaum perempuan. Akan tetapi, di negara-negara maju, kaum laki-laki dan kaum perempuan cenderung di lihat lebih setara.
Persamaan dan Perbedaan Gender
Banyak peneliti Gebder percaya bahwa sejumlah perbedaan antara kaum perempuan dan kaum laki-laki dibesar-besarkan dalam melihat perbedaan-perbedaan, adalah penting menyadari bahwa perbedaan-perbedaan itu rata-rata; ada banyak tumpng tindih diantara jenis kelamin; dan perbedaan-perbedaan itu dapat disebabkan terutamanya oleh faktor-faktor biologis, faktor-faktro sosiokultural, atau kedua-duanya. Ada sejumlah perbedaan fisik diantara jenis-jenis kelamin, tetapi perbedaan kognitif kecil atau tidak ada. Pada tingkat bakat, rata-rata laki-laki melampaui kecerdasaan rata-rata perempuan pada prestasi matematika. Dari sudut perilaku sosial, kaum lelaki lebih agresif daripada kaum perempuan, tetapi kaum perempuan biasanya lebih pintar ”membaca” emosi, memperlihatkan perilaku yang lebih menolong, dan memiliki suatu jaringan sosial yang lebih luas daripada kaum laki-laki. Namun, secara keseluruhan ada lebih banyak persamaan perbedaan antara kaum perempuan dan kaum laki-laki. Konteks sosial memainkan suatu peran yang penting dalam perbedaan dalam persamaan gender.
• Prestasi
Walaupun jawaban atas pertanyaan apakah kaum laki-laki dan kaum perempuan berbeda dalam harapan-harapan untuk berhasil belum dipastikan, beberapa anak perempuan yang paling cerdas dan yang paling berbakat tidak memiliki aspirasi prestasi dan karir yang sesuai dengan bakat sosial.
• Emosi
Sterotipe utama Gender dan Emosi adalah : kaum perempuan emosional, kaum laki tidak inilah stereotipe. Emosi dan gender jauh lebih komplek. Bila kita keluar dari stereotipe utama dan melihat beberapa dimensi khusus emosi dan konteks dimana emosi diperlihatkan, Gender adalah penting dalam memahami emosi. Perbedaan-perbedaan kaum perempuan dan kaum laki-laki dalam emosi cenderung terjadi dalam konteks yang menekankan peran dan relasi sosial.
Klasifikasi Peran Gender
• Masa Lalu
Stereotipe di masa lalu, laki-laki yang dapat menyesuaikan diri dengan baik dianggap memperlihatkan sifat-sifat instrumental, perempuan yang dapat menyesuaikan diri dengan baik memperlihatkan sifat-sifat ekspresif . Sifat-sifat maskulin lebih dihargai oleh masyarakat Seksisme berkembang luas.
• Androgini
Pada tahun 1970-an, alternatif-alternatif bagi maskulinitas dan feminimitas tradisional di eksplorasi. Dikemukakan bahwa individu harus memperlihatkan kedua sifat-sifat ekspresif dan instrumental. Pemikiran ini menghasilkan perkembangan konsep androgini, yakni hadirnya sifat-sifat maskulin dan feminim yang diinginkan kepada seorang individu. Ukuran-ukuran peran gender sering mengkategorikan individu-individu sebagai maskulin, feminim, androginos, atau tidak terdiferenisiasi. Individu-individu yang androginos sering fleksibel dan sehat secara mental walaupun kontek khusus dsn kebudayaan individual juga menentukkan daya adaptasi suatu peran gender.
• Transendensi Peran Gender
Salah satu alternatif dalam konsep androgini ialah transendensi peran gender, tetapi seperti konsep androgini, transendensi, peran gender, menjauhkan perhatian dari keseimbangan kekuasaan antara kaum laki-laki dan perempuan.
Etnisitas dan Gender
Persamaan dan Perbedaan
Terdapat banyak persamaan di kalangan kaum perempuan dalam berbagai kelompok minoritas etnis dan dikalangan kaum laki-laki dalam kelompok-kelompok minoritas etnis yang berbeda, meskipun perbedaan-perbedaan kecil kadang-kadang dapat menjadi penting.
Kaum perempuan minor etnis
Para peneliti dalam psikologi mulai memfokuskan diri pada perilaku perempuan pada kelompok-kelompok minoritas etnis yang spesifik dengan cara yang positif. Banyak kaum perempuan minoritas etnis mengalami ganda rasisme dan seksisme.Dalam banyak hal, kaum perempuan Asi Amerika, Hispanic Amerika, dan penduduk asli Amerika tinggal dalam keluarga-keluarga yang patriarkal, yang didominasi kaum laki-laki, walaupan peran-peran gender semakin kurang kaku pada keompok-kelompok etnis ini dalam tahun-tahun terakhir ini.
Kaum laki-laki minor etnis
Sama seperti kaum perempuan minor etnis mengalami diskriminasi yang berat dan harus mengembangkan strategi-strategi dalam menghadapi perbedaan-perbedaan, begitu pula kaum laki-laki moniritas etnis. Sama seperti yang mereka lakukan dengan kaum perempuan kaum kulit hitam Amerika, para peneliti mulai lebih memfokuskan diri pada dimensi-dimensi positif kaum laki-laki kulit hitam Amerika. Suatu orientasi yanh patriarkal yang didominasi oleh kaum laki-laki menandai banyak kaum kelompok minoritas etnis seperti Asia Afrika, Hispanic Amerika, dan penduduk asli Amerika, Walaupun kaum perempuan sedang meraih kekuasaan pengambilan keputusan yang lebih besar pada kebudayaan-kebudayaan ini, khususnya kaum perempuan yang mengembangkan karir dan pekerjaan di luar rumah.
PERKEMBANGAN MORAL
Teori Perkembangan Moral Kohlberg
Kohlberg mengembangkan suatu pandangan yang provokatif tentang pengembangan penalaran moral. Yang mengemukakan bahwa pengembangan moral terdiri atas tiga tingkat – prakonfensional, konfensional, dan pascakonvensional – dan enam tahap (dua tahap pada masing-masing tingkat). Peningkatan internalisasi menandai gerakan ketingkat dua dan tiga. Data longitudinal Kohlberg memperlihatkan suatu hubungan antara taahap-tahap dan usia, walaupun dua tahap tertinggi khususnya tahap enam jarang muncul.
Kritik terhadap Kohlberg
Kritik meliputi klaim bahwa Kohlberg terlalu menekankan faktor-faktor kognitif dan kurang menekankan perilaku, kurang menekankan peran kebudayaan, dan kurang mempertimbangkan perspektif kepeduliaan. Carol Gilligan mengemukakan suatu perspektif kepedulian yang lebih kuat (yang memandang manusia dari sudut keterkaitan dengan manusai lain dan komunikasi interpersonal mereka). Gilligan juga percaya bahwa masa awal remaja adalah suatu titik yang penting dalam perkembangan suara moral bagi kaum perempuan. Para peneliti telah menemukan dukungan bagi klaim Gilligan bahwa penalaran moral kaum perempuan dan kaum laki-laki sering berpusat pada perhatian yang berbeda, ewalaupun perbedaan gender pada tahap-tahap Kohlberg belum ditemukan secara konsisten. Studi-studi yang berfokus secara lebih ekstensif pada item-item yang mendukung relasi yang erat, dan penggunaan sistem skor yang menekankan keterkaitan, mendukung klaim Gilligan.
Alturisme
Ialah suatu minat yang tidak mementingkan diri sendiri dalam menolong seseorang. Damon menggambarkan suatu urutan perkembangan alturisme, khususnya berbagi (sharing). Hingga usia 3 tahun, berbagi dilakukan karena alasan-alasan yang non empatis; pada kira-kira empat tahun, kombinasi kesadaran empatis dan dukungan orang dewasa menghasilkan suatu rasa kewajiban untuk berbagi; pada tahun-tahun awal sekolah dasar, anak-anak mulai secara sungguh-sungguh memperliharkan gagasan-gagasan yang lebih obyektif tentang keadilan. Pada masa ini prinsip keadilan mulai dipahami; pada tahun-tahun pertengahan dan akhir sekolah dasar, prinsip-prinsip prestasi dan kebajikan dipahami.
0 Response to "Masa Pertengahan dan Akhir Anak-Anak"
Post a Comment