silent killer dalam pernikahan
Namanya menikah, berarti kamu dan pasangan sudah mengucapkan janji sehidup semati. Namun tak bisa dipungkiri, di zaman sekarang ini, banyak pasangan yang tak segan-segan bercerai karena berbagai alasan. Entah itu karena selingkuh, tidak cocok, tidak sanggup mengikuti kemauan pasangan, atau lain sebagainya.
Dr. John Gottman yang dilansir dari Bustle mengatakan, bahkan sebenarnya ada hal lain yang menjadi silent killer dalam hubungan pernikahan. Beda seperti selingkuh yang sudah jelas kelihatan di depan mata, silent killer ini tidak terlihat bahkan oleh pasangan itu sendiri, tapi ada dan dirasakan oleh mereka. Berikut silent killer dalam hubungan pernikahan, yang bisa berujung pada perselingkuhan dan penyebab perceraian lainnya.
1. Kekecewaan yang terus dipendam
Menggabungkan dua karakter yang berbeda dalam satu hubungan, tentu bukan perjuangan yang mudah. Bahkan dalam hubungan pernikahan, kekecewaan ini bisa muncul dalam berbagai bentuk. Misalnya, suami istri saling pasif-agresif, saling sarkastik, atau bahkan yang lebih parah, mereka saling diam tapi kecewa.
Gottman mengatakan, hubungan pernikahan yang dapat bertahan lama adalah di mana suami istri saling berkomunikasi. Karena itu jika salah satu merasa kecewa dengan pasangannya, harusnya yang dilakukan adalah membicarakan baik-baik dan mencari jalan tengahnya. Bukan hanya diam, saling menyindir, dan berharap masalah ini akan cepat selesai.
2. Menghindari konflik dan menganggap semuanya baik-baik saja
Banyak orang yang memilih menghindari konflik karena merasa tidak nyaman. Namun bagi pasangan yang telah menikah, cara seperti ini justru akan mencegah adanya peluang memperbaiki konflik tersebut. Ketika sedang bertengkar, dan pasangan memilih menenangkan diri serta tidak membicarakannya, mereka justru tidak belajar cara menangani konflik dengan benar.
Yang penting dalam hubungan pernikahan adalah bagaimana sikap suami atau pun istri, ketika saling menangani emosi satu sama lain. Jadi ketika suami sedang emosi, istri belajar cara menanganinya, begitu pula sebaliknya. Belajar cara menghadapi konflik dengan benar, akan menjamin kehidupan pernikahan yang bahagia.
3. Diam dan membuat keputusan sendiri
Menikah berarti ada dua kepala untuk saling berpikir dan membuat keputusan, baik itu masalah suami atau pun masalah istri. Ketika suami atau istri mulai berpikir kalau pasangannya tidak bisa mengerti, dan menutup diri dari pasangannya, di situlah silent killer hubungan ini terjadi.
Dengan diam dan membuat keputusan sendiri, akan membuat rumah tangga ini akan berjalan ke arah yang tidak menentu. Pasangan akan dibuat bingung, namun merasa percuma juga untuk berargumen karena keputusan sudah diambil, dan pada akhirnya memilih diam. Padahal, dengan diam tidak ada masalah yang bisa selesai juga. Akibatnya, pasangan menarik diri dari hubungan pernikahan itu karena merasa tidak dianggap.
4. Berbohong soal masalah keuangan
Gak bisa dipungkiri, masalah keuangan memang bisa jadi penghancur hubungan mana pun. Baik itu hubungan pernikahan, hubungan pacaran, atau hubungan dengan teman. Gottman mengatakan, hampir 30 persen pasangan memilih bercerai karena masalah finansial.
Gottman menambahkan, jika satu orang boros, sementara pasangannya adalah penabung, maka keduanya akan berkelahi. Sama seperti saat satu menyembunyikan keuangannya dan pasangannya mengetahuinya, mereka akan mendapat masalah di kepercayaan. Maka dari itu untuk pernikahan yang bisa berhasil, maka dari hari pertama pasangan harus sepakat masalah keuangan.
5. Tidak menyelesaikan trauma yang ada
Terkadang ada orang yang menjalani hubungan dengan membawa trauma dari hubungan sebelumnya. Trauma itu bisa beraneka macam, misalnya takut diselingkuhi atau pernah punya pasangan yang suka melakukan kekerasan fisik. Jika memang kamu dan pasanganmu punya masalah yang seperti ini, jangan diam saja.
Jangan pernah takut membicarakan trauma yang pernah kamu alami. Justru diam akan memicumu menghadapi trauma itu lagi, karena pasangan sebenarnya tidak tahu apa yang pernah kamu alami dan rasakan. Berurusan dengan trauma itu memang tidak mudah untuk dilakukan sendiri. Jika memang tidak mampu, terapi atau couple conseling akan sangat membantu.
Sangat penting untuk mengetahui silent killer yang diam-diam bisa muncul dalam hubunganmu ini. Dengan saling berkomunikasi satu sama lain, kamu dan pasangan dapat mencegah munculnya silent killer ini. Dan perlu diingat, bukan happy wife, happy marriage atau happy husband, happy marriage. Harusnya adalah happy wife, happy husband, long-life marriage. Karena kalau keduanya tidak bahagia, lalu buat apa kalian menikah?
0 Response to "silent killer dalam pernikahan"
Post a Comment