faktor yang mempengaruhi harga saham
Ada beberapa faktor yang memengaruhi harga saham dan kamu yang baru mulai investasi saham harus tahu apa aja faktor-faktor tersebut. Pasalnya, saham itu berbeda dari instrumen investasi lainnya. Boleh aja return yang diberikan tinggi, tapi harga per lembarnya terbilang fluktuatif.
Karena fluktuasi harganya, gak menutup kemungkinan kamu bisa mengalami kerugian akibat jatuhnya harga saham. Itulah kenapa investor pemula sangat disarankan buat memahami betul apa aja faktor yang memengaruhi harga saham.
Soalnya, berinvestasi saham secara asal-asalan bisa menimbulkan kerugian yang gak sedikit. Syukur-syukur kalau sahamnya masih bisa dijual rugi. Gimana kalau saham yang dimiliki gak ada yang mau beli alias gak bisa dijual sama sekali karena saham tersebut gak likuid? Waduh, itu sih ruginya berasa sesak banget!
Dalam ulasan kali ini mengenai investasi saham, kita mau bahas faktor-faktor yang memengaruhi harga saham. Dengan memahami faktor-faktor tersebut, kerugian bisa diminimalkan atau dihindari sama sekali. Apa aja faktor-faktor tersebut?
1. Fundamental saham, apakah positif atau negatif?
Fundamental saham menjadi cerminan kinerja perusahaan, apakah perusahaan tersebut berkinerja baik selama satu kuartal ataukah berkinerja buruk? Kondisi fundamental ini termasuk salah satu faktor yang memengaruhi harga saham.
Para investor dapat mengetahui kondisi fundamental dengan mengecek laporan keuangan yang bisa diakses secara terbuka.
Bursa Efek Indonesia (BEI) menyediakan akses cuma-cuma bagi para investor melalui website resminya. Semua laporan keuangan perusahaan terbuka dapat diakses siapa aja lewat website tersebut.
Perlu kamu ketahui, laporan keuangan ini sangat panjang dan banyak halamannya. Buat mengecek secara singkat, kamu bisa melihat besaran pendapatan (revenue) dan laba (profit) per kuartal yang terbaru. Kemudian, kamu harus membandingkannya dengan pendapatan dan laba kuartal sebelumnya.
Investor secara psikologis bakal menginvestasikan dananya ke suatu saham begitu tahu pendapatan (revenue) dan laba (profit) naik dibandingkan periode sebelumnya. Begitu pun sebaliknya. Sebab investor yakin ke depan harga saham bakal naik melihat performa keuangannya yang positif.
2. Aksi korporasi dan berita-berita seputar perusahaan
Faktor yang memengaruhi harga saham selanjutnya adalah aksi korporasi dan berita-berita seputar perusahaan. Aksi korporasi adalah aktivitas-aktivitas yang berdampak pada pemangku kepentingan perusahaan, termasuk pemegang saham dan obligasi.
Aksi korporasi yang dilakukan perusahaan terbuka dapat kamu cek informasinya di website Bursa Efek Indonesia (BEI). Berikut ini daftar aksi korporasi yang diinformasikan BEI.
- Stock split
- Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD)
- Tanpa HMETD
- Employee Stock Option Program (ESOP)/Management Stock Option Program (MSOP)
- Saham bonus
- Initial public offering (IPO)
- Partial delisting
- Waran
- Dividen saham
- Gabung usaha
- Reverse stock
- Kurang modal
- Konversi saham
- Company listing
- Buyback saham
- Private placement
Tentu saja harga saham tidak melulu terpengaruh pada faktor-faktor tersebut. Berita-berita mengenai perusahaan tersebut juga dapat memengaruhi naik turunnya harga. Berita yang dimaksud bisa berupa berita pengenalan produk baru atau produk yang ditarik, berita soal perusahaan yang mendapatkan kontrak atau proyek besar, efisiensi (employee layoffs), akuisisi atau merger, perubahan manajemen, kesalahan akuntansi, hingga skandal.
3. Perkembangan kegiatan industri yang dijalankan perusahaan
Performa saham juga turut dipengaruhi sektor yang dijalankan perusahaan. Itu sebabnya perkembangan sektor menjadi salah satu faktor yang memengaruhi harga saham.
Dalam ekonomi, ada tiga sektor yang dijalankan berdasarkan kegiatannya, yaitu sektor primer, sektor sekunder, dan sektor tersier. Ketiga sektor ini terkait satu sama lain.
Sektor primer mencakup kegiatan ekstraksi dan pengumpulan sumber daya alam, seperti pertanian, kehutanan, pertambangan, dan perikanan. Sektor sekunder mencakup industri manufaktur yang kegiatannya menghasilkan produk jadi. Sementara sektor tersier mencakup kegiatan di industri jasa.
Biasanya nih kalau salah satu kegiatan di sektor tertentu sedang bagus maka saham-saham perusahaan yang menjalankan kegiatan tersebut terdongkrak naik. Sebab kondisi pasar memengaruhi perusahaan dalam industri yang sama.
Namun, kadang-kadang kabar buruk mengenai perusahaan di salah satu industri bisa memengaruhi harga saham perusahaan lainnya di industri yang sama.
4. Sentimen investor sebagai bentuk reaksi terhadap pasar
Faktor yang memengaruhi harga saham lainnya adalah sentimen atau reaksi investor terhadap saham atau harga suatu saham. Biasanya nih sentimen ini efeknya berjemaah lho.
Maksudnya efek berjemaah adalah, kalau banyak investor yang beli maka investor-investor lainnya ikutan beli sehingga bikin harga naik. Sebaliknya, kalau banyak investor yang jual maka investor lainnya ikutan jual sehingga harga turun.
Sentimen investor ini disimpulkan dalam dua istilah pasar saham, yaitu bullish dan bearish:
- Bullish adalah kondisi di mana pasar saham sedang bergairah yang ditandai dengan naiknya harga saham dan tumbuhnya kepercayaan investor. Bullish juga menjadi indikator dari ekonomi yang bagus dan optimisme para investor.
- Bearish adalah kondisi di mana pasar saham sedang lesu yang ditandai dengan turunnya harga saham dan ragunya para investor. Bearish juga dapat menjadi indikator dari ekonomi yang alami resesi dan pesimisnya para investor.
5. Faktor ekonomi turut memengaruhi harga saham
Faktor ekonomi juga menjadi faktor yang memengaruhi harga saham. Kondisi ekonomi, baik domestik maupun global, gak cuma berefek terhadap kegiatan usaha ataupun bisnis, tapi juga dampaknya terasa ke pasar modal.
Berikut ini adalah sejumlah indikator ekonomi yang bikin harga saham naik ataupun turun.
1. Suku bunga acuan
Naik ataupun turunnya suku bunga acuan merupakan kebijakan moneter tiap-tiap negara. Dinaikkan ataupun diturunkannya suku bunga acuan ini bertujuan buat merangsang perekonomian.
Naiknya suku bunga acuan memberi efek negatif terhadap perusahaan yang memiliki utang perbankan. Sebab, laba (profit) berkurang karena menyusutnya perolehan laba. Malahan, dividen yang dibagikan bisa aja ditangguhkan. Tentu aja dampaknya berujung pada menurunnya harga saham.
2. Prospek ekonomi (economic outlook)
Bagusnya prospek ekonomi mendorong kepercayaan para investor buat berinvestasi. Para investor yakin prospek ekonomi yang bagus bikin harga saham yang mereka beli bakal naik ke depannya.
Sebaliknya, prospek ekonomi yang gak jelas alias gak menjanjikan bikin para investor ragu menyimpan saham dalam waktu yang lama. Mereka pun memilih melepas saham-saham yang dibelinya.
3. Inflasi
Kenaikan harga yang tercermin dalam Indeks Harga Konsumen (IHK) menjadi pendorong naiknya inflasi. Akibat kenaikan inflasi, bank sentral mengambil keputusan menaikkan suku bunga acuan buat memperlambat laju inflasi.
Kenaikan suku bunga acuan seperti yang dijelaskan di atas membuat bunga kredit naik. Artinya, kalau perusahaan terbuka mengambil pinjaman perbankan, pendapatan perusahaan terbebani bunga pinjaman yang berujung pada tergerusnya laba.
4. Deflasi
Kenaikan IHK yang terlalu tinggi gak bagus, begitu juga dengan turunnya IHK yang terlampau dalam. Penurunan yang terjadi pada IHK membuat terjadinya deflasi.
Deflasi juga menjadi cerminan daya beli yang menurun yang berarti adanya penurunan daya jual juga. Daya jual menurun berarti pendapatan (revenue) perusahaan juga menurun.
Investor yang melihat pendapatan yang turun biasanya gak tertarik membeli saham perusahaan tersebut, bahkan kalau bisa menjualnya secepat mungkin.
5. Gejolak ekonomi dan politik
Gejolak ekonomi dan politik memberikan efek negatif pada pasar modal. Contohnya aja naiknya harga batu bara yang membuat harga listrik naik lalu membuat ongkos produksi juga naik.
Kenaikan ongkos produksi bikin harga jual produk menjadi naik. Ujung-ujungnya harga jual produk yang naik menyebabkan penurunan daya beli. Akibatnya, pendapatan (revenue) perusahaan menurun.
6. Perubahaan kebijakan ekonomi
Pergantian presiden atau pemimpin negara umumnya membawa perubahan baru yang terepresentasikan dalam kebijakan-kebijakan ekonomi yang dikeluarkan. Tiap kebijakan berefek positif ataupun negatif.
Kalau berefek positif terhadap ekonomi, terutama pasar modal, pastinya mendorong investor percaya diri buat berinvestasi. Sebaliknya, kalau berefek negatif, tentu aja bikin investor ragu buat menanamkan dananya ke saham.
7. Ekspor impor dalam suatu negara
Ekspor yang tinggi sama artinya dengan tingginya penjualan produk-produk perusahaan di suatu negara. Kalau perusahaan itu perusahaan terbuka, sangat menarik buat membeli sahamnya.
Sebaliknya, impor yang tinggi dalam suatu negara membuat posisi perusahaan tampak lemah di mata investor. Apalagi kalau perusahaan tersebut mengandalkan bahan baku impor. Kalau mata uang dalam negeri melemah, perusahaan menanggung modal lebih besar buat membeli bahan baku.
Sampai sini udah paham dong apa aja faktor-faktor yang memengaruhi harga saham? Pahami faktor-faktor di atas dan rajin-rajinlah pantau faktor-faktor tersebut buat meminimalkan kerugian dalam berinvestasi saham. Semoga bermanfaat! (Editor: Ruben Setiawan)
0 Response to "faktor yang mempengaruhi harga saham"
Post a Comment