Grafik Garis Teknikal pergerakan harga saham
Grafik Garis Teknikal
Susanto & Sabardi (2010) berpendapat bahwa analisis teknikal meragukan jika harga saham dan kesuluruhan pasar saham bergerak secara random. Mereka percaya terdapat hubungan langsung antara pergerakan harga saham di waktu yang lalu dengan pergerakan harga saham yang akan terjadi di waktu mendatang. Norris, Gaskill dan Bell (2010) berpendapat, pada umumnya grafik chart dibagi menjadi tiga :
a. Line chart. Memperlihatkat harga penutupan pasar dan bisa menguntungkan karena grafik chart memperlihatkan bentuk mulus dari price action, sehingga memudahkan dalam menentukan arah trend. Diantara berbagai tipe chart maka Line chart adalah tipe paling simple dan dapat menjaga traders dari tindakan berlebihan terhadap pergerakan harga yang ekstrim pada jangka pendek.
b. Bar Chart. Grafik ini memperlihatkan harga pembukaan pasar, tertinggi, terendah dan harga penutupan dalam bentuk garis vertikal, sehingga menyediakan informasi lebih dari line chart. Pada sisi kiri dari garis terlihat ada sebuah tab horizontal yang mengindikasikan harga pembukaan untuk periode waktu yang dipakai, dan pada sisi kanan terdapat tab horizontal yang mengindikasikan harga penutupan.
c. Candlestick Charts. Memperlihatkan informasi yang sama dengan bar charts tetapi dengan cara yang berbeda. Jika bentuk/border berwarna putih atau hijau, pasar bergerak keatas dan pembukaan diwakili oleh tepi bawah. Jika border berwarna hitam atau merah, pasar bergerak ke bawah dan pembukaan diwakili oleh tepi atas. Bayangan/the shadow, yang biasanya disebut wicks adalah garis diatas dan dibawah body candle stick dan menunjukan high dan low pada periode waktu tersebut. Memberikan informasi tentang perilaku pasar adalah melalui panjang bayangan atau sumbu.
Technical Indicators
Norris, Gaskill dan Bell ( 2010) menyebutkan bahwa indicator teknikal adalah tool/perangkat yang menggunakan serangkaian data point dan matematika dengan formula yang bervariasi untuk mendefinisikan perspektif perilaku pasar. Titik data primer yang digunakan merupakan open, high, low dan harga close suatu periode individu. Walaupun kebanyakan analis percaya, indikator teknis tidak dirancang untuk memprediksi pergerakan harga di masa depan sebanyak untuk menentukan pergerakan harga saat ini. Masing-masing indikator memiliki formula yang berbeda dan bervariasi dalam derajat kecanggihan. Technical Indicators terbagi menjadi 2 jenis yaitu:
a. Leading indicators Leading indicators memberikan kita sebuah sinyal sebelum terjadinya actual return. Terdiri atas:
1. Stochastic Oscillator, bentuk lain dari osilator yang mengukur momentum dan didasarkan pada hubungan antara harga penutupan dengan kisaran harga.
2. Relative Strength Index, momentum osilator / indikator utama yang didasarkan pada ukuran dari keuntungan rata dibagi dengan rata-rata kerugian.
3. Comodity Channel Index, osilator momentum yang dianggap sebagai indikator utama.
4. Average true range, memberikan kisaran rata-rata pasar selama periode tertentu dan menyumbang kesenjangan harga dari satu hari ke hari berikutnya atau dari satu minggu ke minggu berikutnya
b. Lagging indicators. memberikan kita sebuah indikasi atau sinyal setelah trend baru mulai berjalan. Terdiri atas:
1. Moving averages and crosses: simple and exponential. Di gunakan untuk membantu pedagang mengidentifikasi arah tren, memberikan support atau resistance, dan menghasilkan sinyal perdagangan dan merupakan indikator lagging yang overlay pada grafik harga.
2. MACD, indikator serbaguna yang menggabungkan fungsi mengikuti tren dengan oscillator terpusat, juga dikenal sebagai indikator momentum.
3. Bollinger Bands, digunakan untuk membaca volatilitas dari harga dengan menggunakan periode 18 simple moving average dan pengukuran standar deviasi.
4. Parabolic Stop and Reverse, digunakan untuk menetapkan trailing.
Keunggulan yang dimiliki Analisis Teknikal
Menurut Wijana (2011:58) analisis sering dipergunakan dalam investasi FOREX karena memiliki kelebihan antara lain adalah sebagai berikut:
a. Fleksibel. Tampak pada model analisis serta indicator yang dipakai sebagai alat bantu dalam memprediksi pergerakan harga.
b. Fleksibilitas penerapannya di setiap pasar. Jika seorang trader yang terbiasa menggunakan analisis teknikal dalam transaksi perdagangan di pasar spot maka dia dapat dengan mudah melakukan transaksi tersebut pada pasar futures.
c. Sebagai bantu dalam trading jangka pendek seperti daily trading, maupun trading jangka panjang.
d. Bisa dipakai untuk menganalisis faktor non kuantitatif dan faktor psikologis pasar yang tidak dapat dianalisis menggunakan indikator-indikator dalam analisis fundamental.
Susanto & Sabardi (2010) berpendapat bahwa analisis teknikal meragukan jika harga saham dan kesuluruhan pasar saham bergerak secara random. Mereka percaya terdapat hubungan langsung antara pergerakan harga saham di waktu yang lalu dengan pergerakan harga saham yang akan terjadi di waktu mendatang. Norris, Gaskill dan Bell (2010) berpendapat, pada umumnya grafik chart dibagi menjadi tiga :
a. Line chart. Memperlihatkat harga penutupan pasar dan bisa menguntungkan karena grafik chart memperlihatkan bentuk mulus dari price action, sehingga memudahkan dalam menentukan arah trend. Diantara berbagai tipe chart maka Line chart adalah tipe paling simple dan dapat menjaga traders dari tindakan berlebihan terhadap pergerakan harga yang ekstrim pada jangka pendek.
b. Bar Chart. Grafik ini memperlihatkan harga pembukaan pasar, tertinggi, terendah dan harga penutupan dalam bentuk garis vertikal, sehingga menyediakan informasi lebih dari line chart. Pada sisi kiri dari garis terlihat ada sebuah tab horizontal yang mengindikasikan harga pembukaan untuk periode waktu yang dipakai, dan pada sisi kanan terdapat tab horizontal yang mengindikasikan harga penutupan.
c. Candlestick Charts. Memperlihatkan informasi yang sama dengan bar charts tetapi dengan cara yang berbeda. Jika bentuk/border berwarna putih atau hijau, pasar bergerak keatas dan pembukaan diwakili oleh tepi bawah. Jika border berwarna hitam atau merah, pasar bergerak ke bawah dan pembukaan diwakili oleh tepi atas. Bayangan/the shadow, yang biasanya disebut wicks adalah garis diatas dan dibawah body candle stick dan menunjukan high dan low pada periode waktu tersebut. Memberikan informasi tentang perilaku pasar adalah melalui panjang bayangan atau sumbu.
Technical Indicators
Norris, Gaskill dan Bell ( 2010) menyebutkan bahwa indicator teknikal adalah tool/perangkat yang menggunakan serangkaian data point dan matematika dengan formula yang bervariasi untuk mendefinisikan perspektif perilaku pasar. Titik data primer yang digunakan merupakan open, high, low dan harga close suatu periode individu. Walaupun kebanyakan analis percaya, indikator teknis tidak dirancang untuk memprediksi pergerakan harga di masa depan sebanyak untuk menentukan pergerakan harga saat ini. Masing-masing indikator memiliki formula yang berbeda dan bervariasi dalam derajat kecanggihan. Technical Indicators terbagi menjadi 2 jenis yaitu:
a. Leading indicators Leading indicators memberikan kita sebuah sinyal sebelum terjadinya actual return. Terdiri atas:
1. Stochastic Oscillator, bentuk lain dari osilator yang mengukur momentum dan didasarkan pada hubungan antara harga penutupan dengan kisaran harga.
2. Relative Strength Index, momentum osilator / indikator utama yang didasarkan pada ukuran dari keuntungan rata dibagi dengan rata-rata kerugian.
3. Comodity Channel Index, osilator momentum yang dianggap sebagai indikator utama.
4. Average true range, memberikan kisaran rata-rata pasar selama periode tertentu dan menyumbang kesenjangan harga dari satu hari ke hari berikutnya atau dari satu minggu ke minggu berikutnya
b. Lagging indicators. memberikan kita sebuah indikasi atau sinyal setelah trend baru mulai berjalan. Terdiri atas:
1. Moving averages and crosses: simple and exponential. Di gunakan untuk membantu pedagang mengidentifikasi arah tren, memberikan support atau resistance, dan menghasilkan sinyal perdagangan dan merupakan indikator lagging yang overlay pada grafik harga.
2. MACD, indikator serbaguna yang menggabungkan fungsi mengikuti tren dengan oscillator terpusat, juga dikenal sebagai indikator momentum.
3. Bollinger Bands, digunakan untuk membaca volatilitas dari harga dengan menggunakan periode 18 simple moving average dan pengukuran standar deviasi.
4. Parabolic Stop and Reverse, digunakan untuk menetapkan trailing.
Keunggulan yang dimiliki Analisis Teknikal
Menurut Wijana (2011:58) analisis sering dipergunakan dalam investasi FOREX karena memiliki kelebihan antara lain adalah sebagai berikut:
a. Fleksibel. Tampak pada model analisis serta indicator yang dipakai sebagai alat bantu dalam memprediksi pergerakan harga.
b. Fleksibilitas penerapannya di setiap pasar. Jika seorang trader yang terbiasa menggunakan analisis teknikal dalam transaksi perdagangan di pasar spot maka dia dapat dengan mudah melakukan transaksi tersebut pada pasar futures.
c. Sebagai bantu dalam trading jangka pendek seperti daily trading, maupun trading jangka panjang.
d. Bisa dipakai untuk menganalisis faktor non kuantitatif dan faktor psikologis pasar yang tidak dapat dianalisis menggunakan indikator-indikator dalam analisis fundamental.
0 Response to "Grafik Garis Teknikal pergerakan harga saham"
Post a Comment