Tahapan Problem Based Learning
Ide dasar dari PBL sebenarnya cukup sederhana, yaitu pembelajaran melalui penemuan masalah. Belajar apa? Yaitu belajar tentang ‘isi’ (fakta, konsep, ketrampilan, algoritma) dan belajar bagaimana mencari penyelesaian masalah dan atau berpikir kritis. Savery (2006) menyatakan bahwa kunci keberhasilan PBL terletak pada tahap pemilihan masalah dan guru yang merupakan pemandu proses pembelajaran dan yang mengarahkan tanya jawab pada proses penyimpulan pengalaman belajar. Pola umum PBL adalah: (1) hadapkan peserta didik pada masalah autentik, (2) peserta didik mencari informasi yang relevan dengan masalah dan model untuk memecahkan masalah, baik secara individual atau dalam kelompok, (3) peserta didik mengembangkan, mengasses dan mempresentasikan pemecahan masalah. Secara lebih khusus, berikut ini diberikan sintaks (tahapan) PBL menurut Arends (2008). PBL terdiri dari lima tahap utama yang dimulai dari guru memperkenalkan kepada peserta didik suatu situasi masalah dan diakhiri dengan penyajian dan analisis hasil kerja peserta didik. Jika masalah yang dikaji tergolong ‘ringan’, kelima tahapan dapat diselesaikan dalam sekali pertemuan; jika sedang sedang saja, kelima tahapan mungkin dapat diselesaikan dalam 2 sampai 3 kali pertemuan; dan bila masalahnya kompleks mungkin akan memerlukan waktu lebih lama. Kelima tahapan (sintaks PBL) ini dapat dilihat pada
Langkah-langkah Pokok Kegiatan Guru
Tahap 1
Memberikan orientasi tentang permasalahan pada peserta didik
Menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan, dan memotivasi peserta didik agar terlibat pada kegiatan pemecahan masalah.
Tahap 2
Mengorganisasi peserta didik untuk meneliti
Membantu peserta didik menentukan dan mengatur tugas belajar yang berkaitan dengan masalah yang diangkat.
Tahap 3
Membimbing penyelidikan peserta didik secara mandiri maupun kelompok
Mendorong peserta didik untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah.
Tahap 4
Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
Membantu peserta didik dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai, seperti laporan, video, model; dan membantu peserta didik dalam berbagi tugas dengan temannya untuk menyampaikan kepada orang lain.
Tahap 5
Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
Membantu peserta didik melakukan refleksi dan mengadakan evaluasi terhadap penyelidikan dan proses-proses belajar yang mereka lakukan.
Kegiatan guru dan peserta didik yang terkait dengan kelima tahapan, dijelaskan berikut ini.
a. Memberikan orientasi tentang permasalahan pada peserta didik
Pada awal PBL, guru menjelaskan tujuan pembelajaran dengan jelas, menumbuhkan sikap positif terhadap pembelajaran, dan menjelaskan apa yang diharapkan dilakukan oleh peserta didik. Guru juga perlu menjelaskan proses dan prosedur PBL apabila peserta didik belum mengetahui proses atau prosedur PBL secara rinci. Hal-hal yang perlu ditegaskan pada peserta didik adalah sebagai berikut.
1). Tujuan utama belajar bukan memeroleh pengetahuan baru sebanyakbanyaknya, akan tetapi lebih kepada belajar cara menyelidiki masalah penting dan pentingnya menjadi pebelajar mandiri.
2). Masalah atau pertanyaan yang diselidiki tidak memiliki jawaban mutlak ’benar’, dan mungkin masalah yang kompleks dapat mempunyai banyak cara pemecahan masalah yang adakalanya saling bertentangan.
3). Selama tahap penyelidikan, peserta didik didorong untuk mengajukan pertanyaan dan mencari informasi. Peserta didik berusaha belajar mandiri atau bersama temannya, tetapi guru harus siap menjadi pembimbing.
4). Selama tahap analisis dan penyajian, peserta didik didorong untuk menyatakan ide-idenya secara terbuka dan bebas, tidak boleh ada yang mentertawakan, baik guru maupun sesama peserta didik. Semua peserta didik mempunyai kesempatan yang sama untuk melakukan penyelidikan dan mengungkapkan ide-idenya.
Pada tahap ini guru menyajikan situasi masalah dengan hati-hati dan semenarik mungkin dengan memberi kesempatan pada peserta didik untuk melihat, merasakan, menyentuh, atau sesuatu yang memunculkan ketertarikan dan memotivasi inkuiri. Guru hendaknya berupaya melibatkan seluruh peserta didik untuk mengidentifikasi masalah. Penyuguhan sesuatu yang tidak dapat diperkirakan dan mengejutkan, dapat menarik tersendiri bagi peserta didik. Sebagai contoh, demonstrasi yang menunjukkan air mengalir ke atas, es yang mencair pada suhu dingin, rekaman video masalah nyata seperti kebakaran hutan atau polusi atau hal lainnya. Hal yang terpenting pada tahap ini adalah membangkitkan rasa ingin tahu peserta didik untuk melakukan penyelidikan.
b. Mengorganisasi peserta didik untuk meneliti
PBL menghendaki guru untuk mengembangkan ketrampilan bekerjasama antar peserta didik, membantu peserta didik untuk menyelidiki permasalahan bersama-sama, membantu peserta didik merencanakan penyelidikan mereka dan pelaporannya. Dengan demikian, diharapkan pembelajaran selanjutnya dilakukan secara berkelompok. Pembentukan kelompok ini dapat dilakukan atas dasar alasan-alasan tertentu, misalnya berdasarkan tingkat kemampuan, keragaman ras, etnis, atau jenis kelamin. Dapat pula ditentukan atas dasar kesamaan minat atau berdasarkan persahabatan yang sudah terjalin sebelumnya. Guru bisa menentukan kelompok atas dasar apapun, namun yang terpenting adalah guru perlu memberikan alasan yang kuat tentang pembentukan kelompok tersebut.
Setelah pembentukan kelompok, guru dan peserta didik menentukan subtopik-subtopik yang spesifik, tugas-tugas penyelidikan, dan jadualnya. Masalah yang umum dapat dibagi-bagi, misalnya topik cuaca, dapat dibagi menjadi hujan asam, badai, awan, dan sebagainya. Akumulasi dari semua kegiatan tersebut diharapkan akan menghasilkan pemecahan masalah terhadap masalah umum tersebut. Untuk proyek yang besar dan memerlukan waktu cukup panjang, perlu dibuat jadual rinci. Guru hendaknya mengupayakan semua peserta didik terlibat aktif dalam kegiatan penyelidikan.
c. Membimbing penyelidikan peserta didik secara mandiri maupun kelompok
Penyelidikan dalam PBL bisa dilakukan peserta didik secara mandiri, berpasangan, atau berkelompok. Sekalipun setiap masalah bisa dilakukan dengan teknik penyelidikan yang berbeda, pada umumnya PBL melibatkan kegiatan pengumpulan data dan eksperimentasi, berhipotesis dan menjelaskannya, serta memberikan pemecahan masalahnya.
Pengumpulan data dan eksperimentasi
Guru hendaknya membantu peserta didik mengumpulkan informasi dari berbagai sumber dan mengajukan pertanyaan agar peserta didik memikirkan masalah dan macam informasi yang diperlukan untuk mencari pemecahan masalah. Peserta didik perlu dibelajarkan bagaimana menjadi penyelidik yang aktif dan bagaimana menggunakan model-model yang sesuai dengan permasalahan yang sedang dikaji, misalnya wawancara, observasi, mengukur, atau membuat catatan. Peserta didik juga perlu dibelajarkan bagaimana etika penyelidikan yang benar. Tahap ini sangat penting, karena peserta didik mengumpukan informasi yang cukup untuk menciptakan ideide, diupayakan tidak hanya berupa kegiatan mencari jawaban dalam buku, meskipun Niederhoffer (1999) menyatakan bahwa buku bacaan merupakan tahap awal dalam mencari informasi.
Mengembangkan hipotesis, menjelaskan, dan memberikan pemecahan
Setelah peserta didik mengumpulkan cukup data dan melakukan penyelidikan pada masalah yang dikaji, peserta didik akan mulai menyampaikan hipotesis, penjelasan, dan solusi pemecahan masalah. Pada tahap ini, guru mendorong peserta didik mengungkap semua idenya dan guru menerima sepenuhnya. Seperti halnya pada tahap pengumpulan data dan eksperimentasi, guru juga mengajukan pertanyaan yang membuat peserta didik berpikir tentang kelayakan hipotesis dan pemecahan masalah yang mereka ajukan, serta tentang kualitas informasi yang mereka kumpulkan. Beberapa contoh pertanyaan yang dapat diajukan pada tahap ini: ”Apa yang perlu kalian ketahui agar kalian merasa yakin bahwa solusi kalian memang yang terbaik?“, atau ”Apa yang dapat kalian lakukan untuk menguji kelayakan solusi kalian?“, atau ”Apa solusi lain yang dapat kalian usulkan?“ Selama tahap penyelidikan, guru semestinya selalu siap memberikan bantuan tanpa mencampuri kegiatan peserta didik. Pada proyek tertentu dan untuk peserta didik tertentu, guru perlu di dekat peserta didik untuk membantu menemukan bahan dan mengingatkan mereka tentang tugas yang harus mereka selesaikan. Namun, guru mungkin bisa membiarkan peserta didik tertentu untuk berisiatif sendiri.
d. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
Tahap penyelidikan diikuti dengan tahap mengembangkan dan menyajikan hasil karya. Hasil karya ini bentuknya tergantung dari permasalahan yang dikaji dan waktu penyelesaian. Adakalanya hasil karya hanya berbentuk laporan, tetapi adakalanya berbentuk sesuatu yang lebih kompleks seperti poster, rekaman video, model suatu perwujudan fisik, program komputer, sajian multimedia, dan sebagainya. Penyajian hasil karya juga tergantung keinginan, apakah hanya dipresentasikan sesaat, didiskusikan cukup lama, atau bahkan dipamerkan untuk umum termasuk peserta didik kelas lain, guru lain, bahkan orangtua atau masyarakat luas.
Guru perlu memikirkan dan mengatur penyajian hasil karya peserta didik tersebut, melalui beberapa kegiatan berikut. Penyajian secara verbal dan/atau visual di kelas dan umpan baliknya. Bisa juga diadakan pameran berupa pekan ilmu pengetahuan, masing-masing peserta didik atau kelompok memamerkan karyanya, serta adanya penilaian oleh orang lain. Bisa juga dimasukkan ke situs web yang memamerkan karya peserta didik secara online. Bisa juga dengan cara-cara lain yang mungkin dilakukan.
e. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
Tahap akhir PBL adalah membantu peserta didik menganalisis dan mengevaluasi proses berpikir peserta didik, kemampuan penyelidikan peserta didik, dan ketrampilan intelektual yang telah peserta didik gunakan. Selama tahap ini, guru meminta peserta didik mengkonstruksi kembali pemikiran dan kegiatan mereka pada berbagai tahap pembelajaran yang telah mereka lakukan. Berikut ini contoh beberapa pertanyaan yang bisa diajukan. Kapan mereka mulai memiliki pemahaman tentang situasi dan masalah yang dipelajari? Kapan mereka mulai yakin terhadap solusi tertentu?
Mengapa mereka menerima penjelasan tertentu dibanding yang lainnya? Mengapa mereka menolak penjelasan tertentu? Apakah mereka mengubah pikiran tentang suatu permasalahan selama proses penyelidikan? Apa yang menyebabkan terjadinya perubahan itu? Apa yang akan mereka lakukan di masa yang akan datang? Dan sebagainya.
Pada penerapan PBL, adakalanya guru menemui beberapa permasalahan terutama terkait dengan peserta didik yang “lambat belajar”. Kemungkinan terdapat peserta didik-peserta didik yang kurang memiliki keterampilan bekerja secara mandiri. Berikut beberapa upaya yang bisa dilakukan guru (Arends, 2008).
• Memberi lebih banyak arahan tentang keterampilan investigasi (penyelidikan), seperti cara menemukan informasi, menarik inferensi dari data yang ada, dan menganalisis hipotesis terutama hipotesis yang berlawanan.
• Meluangkan lebih banyak waktu untuk menjelaskan PBL dan harapan atas hasil kerja peserta didik.
• Meluangkan lebih banyak waktu untuk peserta didik pada setiap tahapan penyelidikan.
• Menetapkan jadual yang lebih teliti untuk memeriksa kemajuan penyelidikan, dan menanyakan tanggung jawab peserta didik atas penyelesaian tugasnya.
Mendampingi peserta didik “lambat belajar” dalam pengembangan keterampilan penyelidikan merupakan pengalaman tersendiri bagi guru, dan apabila berhasil, mungkin merupakan salah satu pengalaman paling rewarding bagi guru. Mungkin juga ada kendala lain dalam pelaksanaan PBL, misalnya sekolah kurang memiliki perpustakaan dan sumber daya teknologi yang terbatas, terbatasnya jam pelajaran, dan lainnya. Semuanya memerlukan kreativitas guru dalam memecahkan masalah yang ada.
Sumber : buku k13 IPA kelas VIII
Langkah-langkah Pokok Kegiatan Guru
Tahap 1
Memberikan orientasi tentang permasalahan pada peserta didik
Menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan, dan memotivasi peserta didik agar terlibat pada kegiatan pemecahan masalah.
Tahap 2
Mengorganisasi peserta didik untuk meneliti
Membantu peserta didik menentukan dan mengatur tugas belajar yang berkaitan dengan masalah yang diangkat.
Tahap 3
Membimbing penyelidikan peserta didik secara mandiri maupun kelompok
Mendorong peserta didik untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah.
Tahap 4
Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
Membantu peserta didik dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai, seperti laporan, video, model; dan membantu peserta didik dalam berbagi tugas dengan temannya untuk menyampaikan kepada orang lain.
Tahap 5
Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
Membantu peserta didik melakukan refleksi dan mengadakan evaluasi terhadap penyelidikan dan proses-proses belajar yang mereka lakukan.
Kegiatan guru dan peserta didik yang terkait dengan kelima tahapan, dijelaskan berikut ini.
a. Memberikan orientasi tentang permasalahan pada peserta didik
Pada awal PBL, guru menjelaskan tujuan pembelajaran dengan jelas, menumbuhkan sikap positif terhadap pembelajaran, dan menjelaskan apa yang diharapkan dilakukan oleh peserta didik. Guru juga perlu menjelaskan proses dan prosedur PBL apabila peserta didik belum mengetahui proses atau prosedur PBL secara rinci. Hal-hal yang perlu ditegaskan pada peserta didik adalah sebagai berikut.
1). Tujuan utama belajar bukan memeroleh pengetahuan baru sebanyakbanyaknya, akan tetapi lebih kepada belajar cara menyelidiki masalah penting dan pentingnya menjadi pebelajar mandiri.
2). Masalah atau pertanyaan yang diselidiki tidak memiliki jawaban mutlak ’benar’, dan mungkin masalah yang kompleks dapat mempunyai banyak cara pemecahan masalah yang adakalanya saling bertentangan.
3). Selama tahap penyelidikan, peserta didik didorong untuk mengajukan pertanyaan dan mencari informasi. Peserta didik berusaha belajar mandiri atau bersama temannya, tetapi guru harus siap menjadi pembimbing.
4). Selama tahap analisis dan penyajian, peserta didik didorong untuk menyatakan ide-idenya secara terbuka dan bebas, tidak boleh ada yang mentertawakan, baik guru maupun sesama peserta didik. Semua peserta didik mempunyai kesempatan yang sama untuk melakukan penyelidikan dan mengungkapkan ide-idenya.
Pada tahap ini guru menyajikan situasi masalah dengan hati-hati dan semenarik mungkin dengan memberi kesempatan pada peserta didik untuk melihat, merasakan, menyentuh, atau sesuatu yang memunculkan ketertarikan dan memotivasi inkuiri. Guru hendaknya berupaya melibatkan seluruh peserta didik untuk mengidentifikasi masalah. Penyuguhan sesuatu yang tidak dapat diperkirakan dan mengejutkan, dapat menarik tersendiri bagi peserta didik. Sebagai contoh, demonstrasi yang menunjukkan air mengalir ke atas, es yang mencair pada suhu dingin, rekaman video masalah nyata seperti kebakaran hutan atau polusi atau hal lainnya. Hal yang terpenting pada tahap ini adalah membangkitkan rasa ingin tahu peserta didik untuk melakukan penyelidikan.
b. Mengorganisasi peserta didik untuk meneliti
PBL menghendaki guru untuk mengembangkan ketrampilan bekerjasama antar peserta didik, membantu peserta didik untuk menyelidiki permasalahan bersama-sama, membantu peserta didik merencanakan penyelidikan mereka dan pelaporannya. Dengan demikian, diharapkan pembelajaran selanjutnya dilakukan secara berkelompok. Pembentukan kelompok ini dapat dilakukan atas dasar alasan-alasan tertentu, misalnya berdasarkan tingkat kemampuan, keragaman ras, etnis, atau jenis kelamin. Dapat pula ditentukan atas dasar kesamaan minat atau berdasarkan persahabatan yang sudah terjalin sebelumnya. Guru bisa menentukan kelompok atas dasar apapun, namun yang terpenting adalah guru perlu memberikan alasan yang kuat tentang pembentukan kelompok tersebut.
Setelah pembentukan kelompok, guru dan peserta didik menentukan subtopik-subtopik yang spesifik, tugas-tugas penyelidikan, dan jadualnya. Masalah yang umum dapat dibagi-bagi, misalnya topik cuaca, dapat dibagi menjadi hujan asam, badai, awan, dan sebagainya. Akumulasi dari semua kegiatan tersebut diharapkan akan menghasilkan pemecahan masalah terhadap masalah umum tersebut. Untuk proyek yang besar dan memerlukan waktu cukup panjang, perlu dibuat jadual rinci. Guru hendaknya mengupayakan semua peserta didik terlibat aktif dalam kegiatan penyelidikan.
c. Membimbing penyelidikan peserta didik secara mandiri maupun kelompok
Penyelidikan dalam PBL bisa dilakukan peserta didik secara mandiri, berpasangan, atau berkelompok. Sekalipun setiap masalah bisa dilakukan dengan teknik penyelidikan yang berbeda, pada umumnya PBL melibatkan kegiatan pengumpulan data dan eksperimentasi, berhipotesis dan menjelaskannya, serta memberikan pemecahan masalahnya.
Pengumpulan data dan eksperimentasi
Guru hendaknya membantu peserta didik mengumpulkan informasi dari berbagai sumber dan mengajukan pertanyaan agar peserta didik memikirkan masalah dan macam informasi yang diperlukan untuk mencari pemecahan masalah. Peserta didik perlu dibelajarkan bagaimana menjadi penyelidik yang aktif dan bagaimana menggunakan model-model yang sesuai dengan permasalahan yang sedang dikaji, misalnya wawancara, observasi, mengukur, atau membuat catatan. Peserta didik juga perlu dibelajarkan bagaimana etika penyelidikan yang benar. Tahap ini sangat penting, karena peserta didik mengumpukan informasi yang cukup untuk menciptakan ideide, diupayakan tidak hanya berupa kegiatan mencari jawaban dalam buku, meskipun Niederhoffer (1999) menyatakan bahwa buku bacaan merupakan tahap awal dalam mencari informasi.
Mengembangkan hipotesis, menjelaskan, dan memberikan pemecahan
Setelah peserta didik mengumpulkan cukup data dan melakukan penyelidikan pada masalah yang dikaji, peserta didik akan mulai menyampaikan hipotesis, penjelasan, dan solusi pemecahan masalah. Pada tahap ini, guru mendorong peserta didik mengungkap semua idenya dan guru menerima sepenuhnya. Seperti halnya pada tahap pengumpulan data dan eksperimentasi, guru juga mengajukan pertanyaan yang membuat peserta didik berpikir tentang kelayakan hipotesis dan pemecahan masalah yang mereka ajukan, serta tentang kualitas informasi yang mereka kumpulkan. Beberapa contoh pertanyaan yang dapat diajukan pada tahap ini: ”Apa yang perlu kalian ketahui agar kalian merasa yakin bahwa solusi kalian memang yang terbaik?“, atau ”Apa yang dapat kalian lakukan untuk menguji kelayakan solusi kalian?“, atau ”Apa solusi lain yang dapat kalian usulkan?“ Selama tahap penyelidikan, guru semestinya selalu siap memberikan bantuan tanpa mencampuri kegiatan peserta didik. Pada proyek tertentu dan untuk peserta didik tertentu, guru perlu di dekat peserta didik untuk membantu menemukan bahan dan mengingatkan mereka tentang tugas yang harus mereka selesaikan. Namun, guru mungkin bisa membiarkan peserta didik tertentu untuk berisiatif sendiri.
d. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
Tahap penyelidikan diikuti dengan tahap mengembangkan dan menyajikan hasil karya. Hasil karya ini bentuknya tergantung dari permasalahan yang dikaji dan waktu penyelesaian. Adakalanya hasil karya hanya berbentuk laporan, tetapi adakalanya berbentuk sesuatu yang lebih kompleks seperti poster, rekaman video, model suatu perwujudan fisik, program komputer, sajian multimedia, dan sebagainya. Penyajian hasil karya juga tergantung keinginan, apakah hanya dipresentasikan sesaat, didiskusikan cukup lama, atau bahkan dipamerkan untuk umum termasuk peserta didik kelas lain, guru lain, bahkan orangtua atau masyarakat luas.
Guru perlu memikirkan dan mengatur penyajian hasil karya peserta didik tersebut, melalui beberapa kegiatan berikut. Penyajian secara verbal dan/atau visual di kelas dan umpan baliknya. Bisa juga diadakan pameran berupa pekan ilmu pengetahuan, masing-masing peserta didik atau kelompok memamerkan karyanya, serta adanya penilaian oleh orang lain. Bisa juga dimasukkan ke situs web yang memamerkan karya peserta didik secara online. Bisa juga dengan cara-cara lain yang mungkin dilakukan.
e. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
Tahap akhir PBL adalah membantu peserta didik menganalisis dan mengevaluasi proses berpikir peserta didik, kemampuan penyelidikan peserta didik, dan ketrampilan intelektual yang telah peserta didik gunakan. Selama tahap ini, guru meminta peserta didik mengkonstruksi kembali pemikiran dan kegiatan mereka pada berbagai tahap pembelajaran yang telah mereka lakukan. Berikut ini contoh beberapa pertanyaan yang bisa diajukan. Kapan mereka mulai memiliki pemahaman tentang situasi dan masalah yang dipelajari? Kapan mereka mulai yakin terhadap solusi tertentu?
Mengapa mereka menerima penjelasan tertentu dibanding yang lainnya? Mengapa mereka menolak penjelasan tertentu? Apakah mereka mengubah pikiran tentang suatu permasalahan selama proses penyelidikan? Apa yang menyebabkan terjadinya perubahan itu? Apa yang akan mereka lakukan di masa yang akan datang? Dan sebagainya.
Pada penerapan PBL, adakalanya guru menemui beberapa permasalahan terutama terkait dengan peserta didik yang “lambat belajar”. Kemungkinan terdapat peserta didik-peserta didik yang kurang memiliki keterampilan bekerja secara mandiri. Berikut beberapa upaya yang bisa dilakukan guru (Arends, 2008).
• Memberi lebih banyak arahan tentang keterampilan investigasi (penyelidikan), seperti cara menemukan informasi, menarik inferensi dari data yang ada, dan menganalisis hipotesis terutama hipotesis yang berlawanan.
• Meluangkan lebih banyak waktu untuk menjelaskan PBL dan harapan atas hasil kerja peserta didik.
• Meluangkan lebih banyak waktu untuk peserta didik pada setiap tahapan penyelidikan.
• Menetapkan jadual yang lebih teliti untuk memeriksa kemajuan penyelidikan, dan menanyakan tanggung jawab peserta didik atas penyelesaian tugasnya.
Mendampingi peserta didik “lambat belajar” dalam pengembangan keterampilan penyelidikan merupakan pengalaman tersendiri bagi guru, dan apabila berhasil, mungkin merupakan salah satu pengalaman paling rewarding bagi guru. Mungkin juga ada kendala lain dalam pelaksanaan PBL, misalnya sekolah kurang memiliki perpustakaan dan sumber daya teknologi yang terbatas, terbatasnya jam pelajaran, dan lainnya. Semuanya memerlukan kreativitas guru dalam memecahkan masalah yang ada.
Sumber : buku k13 IPA kelas VIII
0 Response to "Tahapan Problem Based Learning"
Post a Comment