Pembelajaran Berbasis Inkuiri

Pengertian Pembelajaran Berbasis Inkuiri
Kata inkuiri berasal dari bahasa inggris, yaitu ‘to inquire’ yang berarti bertanya atau menyelidiki. Pertanyaan merupakan inti dari pembelajaran berbasisi inkuiri. Pertanyaan dapat menuntun untuk melakukan penyelidikan sebagai usaha peserta didik dalam memahami materi pelajaran. Ada beberapa penjelasan mengenai pembelajaran inkuiri telah dikemukakan oleh beberapa ahli.
Joyce dan Weil (2000) mengemukakan bahwa inti dari pembelajaran inkuiri adalah melibatkan peserta didik dalam masalah penyelidikan nyata dengan menghadapkan mereka dengan cara penyelidikan (investigasi), membantu mereka mengidentifikasi masalah konseptual atau metodologis dalam wilayah investigasi, dan meminta mereka merancang cara mengatasi masalah. Melalui inkuiri peserta didik belajar menjadi seorang ilmuwan dalam menyusun pengetahuan. Selain itu, peserta didik belajar menghargai ilmu dan mengetahui keterbatasan pengetahuan dan ketergantungan satu dengan yang lainnya. Menurut Ong dan Borich (2006) pembelajaran berbasis Inkuiri adalah belajar melalui berbagai kegiatan termasuk melakukan observasi, mengajukan pertanyaan, mencari dan menggunakan informasi untuk mengetahui dengan jelas peritiwa melalui percobaan, menggunakan alat untuk mengumpulkan, menganalisis, dan menafsirkan data; mengajukan pertanyaan, menjelaskan, dan memprediksi; dan mengomunikasikan hasil.
Inkuiri mengharuskan melakukan identifikasi dan asumsi, menggunakan berpikir kritis dan logis, dan pertimbangan dari penjelesan alternatif. Menurut National Research Council (2000) pembelajaran berbasis inkuiri mengacu pada cara ilmuwan bekerja ketika mempelajari alam, yaitu mencari penjelasan melalui bukti yang dikumpulkan dari dunia di sekitar mereka. Pembelajaran berbasis inkuiri meliputi kegiatan mengajukan pertanyaan, menyelidiki masalah atau topik, dan menggunakan berbagai sumber daya untuk menemukan solusinya. Para peserta didik akan menarik kesimpulan dan biasanya peserta didik meninjau kembali kesimpulan tersebut untuk direvisi sebagai eksplorasi sehingga memunculkan pertanyaan baru. Melalui proses ini, peserta didik akan mengintegrasikan pengetahuan baru mereka dengan pengetahuan sebelumnya, yang pada gilirannya akan membantu mereka dalam membangun konsep mereka saat ini.
Ahli pendidikan IPA banyak menganjurkan bahwa pengajaran IPA harus menekankan inkuiri. Wayne Welch, seorang pendidik sains di Universitas Minnesota berpendapat bahwa teknik yang dibutuhkan untuk mengajar ilmu pengetahuan alam yang efektif adalah sama dengan yang digunakan untuk penyelidikan ilmiah  yang efektif. Dengan demikian metode yang digunakan oleh para ilmuwan harus menjadi bagian integral dari metode yang digunakan dalam kelas IPA. Banyak ahli yang berpikir bahwa metode penyelidikan ilmiah sebagai proses inkuiri.
Wilson and Murdoch (2004) mengidentifikasi karakteristik umum pembelajaran berbasis inkuiri sebagai berikut: (a) berpusat pada peserta didik, (b) menekankan proses dan pengembangan keterampilan, (c) melibatkan peserta didik untuk mengajukan pertanyaan, (d) berbasis konseptual, (e) mendorong interaksi peserta didik,(f) membangun pengetahuan berdasarkan pengetahuan sebelumnya, (g) memanfaatkan dan mempertimbangkan minat peserta didik, (h) pengalaman langsung, (i) mengintegrasikan refleksi dan metakognisi, (j) penerapan ide-ide, (k) mengeksplorasi aspek afektif belajar, (l) memunculkan perspektif yang berbeda dan menangkap nilai-nilai.
Pembelajaran inkuiri memiliki tingkatan berdasarkan kompleksitas dalam penerapannya. Callahan dan Kelleough (1992) mengelompokkan inkuiri berdasarkan banyaknya keterlibatan peserta didik dalam aktivitas inkuiri menjadi 3 tingkatan, yaitu inkuiri tingkat I, inkuiri tingkat II, dan inkuiri tingkat 1.3. Inkuiri tingkat I , pengenalan masalah dan proses pemecahan masalah ditentukan oleh guru atau dari buku, identifikasi solusi sementara dilakukan oleh peserta didik. Inkuiri tingkat II, pengenalan masalah berasal dari guru atau dari buku, proses pemecahan masalah dan identifikasi solusi masalah sementara dilakukan oleh peserta didik. Selanjutnya inkuiri tingkat 1.3, pengenalan masalah, proses pemecahan masalah, dan identifikasi solusi pemecahan masalah dilakukan oleh peserta didik.
Menurut Colburn (2000) ada empat tingkatan inkuiri, yaitu inkuiri terstruktur (structured inquiry), inkuiri terbimbimbing (guided inquiry), inkuiri terbuka (open inquiry), dan siklus belajar (learning cycle). Llewellyn (2007) mengelompokkan inkuiri berdasarkan tingkat dominasi peran guru atau peserta didik, ada 4 tipe yaitu inkuiri demonstrasi (demonstrated inquiry), inkuiri terstruktur (structured inquiry), inkuiri terbimbimbing (guided inquiry), inkuiri penuh (full inquiry). Banchi dan Bell (2008) membagi inkuiri menjadi empat tingkatan dari tingkat bawah sampai tinggi, yaitu inkuiri konfirmasi (confirmation inquiry), inkuiri terstruktur (structured inquiry), inkuiri terbimbimbing (guided inquiry), inkuiri terbuka (open inquiry) atau inkuiri penuh (full inquiry).

Tingkatan Inkuiri menurut Banchi dan Bell
Banchi dan Bell (2008) mengklasifikasikan inkuiri sebagai berikut.
a. Inkuiri Konfirmasi (confirmation inquiry)
Pada inkuiri konfirmasi, peserta didik diberi pertanyaan dan prosedur (metode), dan hasilnya sudah diketahui sebelumnya. Inkuiri konfirmasi digunakan bila tujuan guru untuk memperkuat ide sudah diperkenalkan, peserta didik mempraktekkan keterampilan investigasi spesifik, seperti mengumpulkan dan merekam data. Sebagai contoh, guru ingin peserta didik untuk mengkonfirmasi suatu prinsip bahwa semakin kecil gaya gesek udara pada obyek semakin cepat jatuh. Peserta didik dapat membuat pesawat kertas dengan sayap panjang yang berbeda untuk mengkonfirmasi prinsip tersebut. Peserta didik mengikuti petunjuk untuk melakukan percobaan, mencatat data, dan menganalisis hasilnya.
b. Inkuiri terstruktur (structured inquiry)
Pada inkuiri terstruktur, pertanyaan dan prosedur masih disediakan oleh guru. Namun, peserta didik menghasilkan penjelasan yang didukung oleh bukti yang telah mereka kumpulkan. Menggunakan contoh pesawat kertas yang sama, peserta didik tidak akan diberitahu hubungan antara gaya gesek udara pada obyek dengan kecepatan jatuhnya obyek. Peserta didik akan menggunakan data yang dikumpulkan yang menunjukkan bahwa pesawat dengan sayap yang panjang memerlukan waktu lebih lama untuk jatuh. Peserta didik memahami bahwa sayap menyebabkan gaya gesek udara yang lebih besar dan memperlambat pesawat jatuh. Inkuiri konfirmasi dan inkuiri terstruktur dianggap inkuiri  ingkat rendah, pada umumnya diterapkan di pendidikan tingkat dasar (SD dan SMP). Jenis inkuiri ini penting karena memungkinkan peserta didik secara bertahap mengembangkan kemampuan melakukan inkuiri ke jenjang yang lebih tinggi yaitu inkuiri terbuka.
c. Inkuiri terbimbing (guided inquiry)
Pada inkuiri terbimbing, guru memberikan rumusan masalah penyelidikan, dan peserta didik merancang prosedur penyelidikan (metode), melakukan penyelidikan untuk menguji masalah penyelidikan dan menghasilkan penjelasan. Pada inkuiri level ini peserta didik lebih terlibat darpada inkuiri terstruktur. Pembelajaran berbasis inkuiri lebih berhasil bila peserta didik memiliki banyak kesempatan untuk belajar dan berlatih merancang percobaan dan merekam data. Pada inkuiri terbimbing peran guru tidak berarti pasif, tetapi aktif mengarahkan peserta yang memerlukan bimbingan dalam penyusunan rancangan dan pelaksanaan eksperimen.
d. Inkuiri terbuka (open inquiry).
Inkuiri tingkat tertinggi adalah inkuiri terbuka. Pada inkuiri terbuka peserta didik memiliki kesempatan bekerja layaknya ilmuwan. Peserta didik merumuskan masalah penyelidikan, merancang dan melakukan  penyelidikan dan mengomunikasikan hasilnya. Inkuiri tingkat ini membutuhkan penalaran ilmiah dan ranah kognitif tinggi dari peserta didik.
Dengan pengalaman yang cukup di tiga tingkat inkuiri sebelumnya, peserta didik dapat berhasil melakukan inkuiri tingkat ke empat (inkuiri terbuka). Inkuiri terbuka ini sesuai dilakukan oleh peserta didik yang sudah berhasil merancang dan melakukan penyelidikan yang masalahnya disediakan oleh guru, termasuk mampu merekam dan menganalisi data, serta menarik kesimpulan dari bukti yang mereka kumpulkan.

Tingkatan Inkuiri menurut Llewellyn
Llewellyn (2007) mengelompokkan inkuiri berdasarkan tingkat dominasi peran guru atau peserta didik. Terdapat 4 tipe yaitu inkuiri demonstrasi (demonstrated inquiry) atau discrepant events , inkuiri terstruktur (structured  inquiry), inkuiri terbimbing (guided inquiry), dan inkuiri penuh (full inquiry). Llewellyn mengkategorikan inkuiri yang didominasi oleh guru adalah suatu inkuiri demonstrasi. Berikut penjelasan masing-masing jenis inkuiri menurut Llewellyn (2007)
a. Inkuiri demonstrasi disebut juga discrepant event, yaitu pembelajaran yang diawali dengan kegiatan demontrasi yang dilakukan guru untuk mengarahkan atau menarik perhatian peserta didik. Pada inkuiri demonstrasi, fenomena yang didemonstrasikan dirancang bertentangan dengan penalaran sehingga menimbulkan konflik kognitif pada peserta didik. Hal ini dilakukan untuk merangsang minat, memotivasi, dan penggunaan keterampilan berpikir dalam belajar konsep dan prinsip ilmu (Wright dan Govindarajan, 1992). Inkuiri demonstrasi juga berfungsi memunculkan pertanyaan untuk penyelidikan berikutnya.
b. Inkuiri terstruktur yaitu pembelajaran yang melibatkan peserta didik dalam aktivitas hands-on atau laboratorium, mengumpulkan dan mengorganisasi data, dan menarik kesimpulan. Pada inkuiri terstruktur, prosedur penyelidikan atau pemecahan masalah diberikan oleh guru atau diperoleh dari buku teks.
c. Inkuiri terbimbing yaitu pembelajaran yang diawali dengan pengajuan pertanyaan atau masalah yang akan diselidiki oleh guru dan menunjukkan materi atau bahan yang akan digunakan. Selanjutnya peserta didik merancang dan melaksanakan prosedur penyelidikan. Peserta didik kemudian menarik kesimpulan dan menyusun penjelasan dari data yang dikumpulkan.
d. Inkuiri penuh (full inquiry) yaitu pembelajaran yang memberi kesempatan pada peserta didk untuk mengajukan pertanyaan mengenai suatu topik atau fenomena. Selanjutnya peserta didik merancang kegiatan penyelidikan, mengidentifikasi variabel, melaksanakan penyelidikan untuk menjawab pertanyaan yang mereka ajukan sebelumnya. Pada akhir inkuiri penuh, peserta didik menarik kesimpulan dan mengajukan penjelasan didukung oleh data yang dikumpulkan serta mengomunikasikan temuan penyelidikan kepada orang lain. Inkuiri penuh menonjolkan kreativitas dan membantu peserta didik untuk menyederhanakan konsep yang bersifat ambigu (bermakna ganda).
Untuk masing-masing tipe inkuiri, sumber pertanyaan, dan prosedur penyelidikan, dapat berasal dari guru atau peserta didik bergantung tingkatannya. Pada inkuiri demostrasi, pertanyaan dan prosedur berasal dari guru sehingga peran guru lebih dominan. Pada full inquiry (inkuiri penuh) baik pertanyaan maupun prosedur pemecahan masalah berasal dari peserta didik, dengan demikian peserta didik lebih dominan.

Sumber : buku k13 Ilmu Pengetahuan Alam kelas VIII

0 Response to "Pembelajaran Berbasis Inkuiri"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel