Tahapan Siklus Belajar 5E

Berikut ini dijelaskan salah satu variasi siklus belajar yang dikenal adalah model siklus belajar 5E (The 5E Learning Cycle). Model ini meliputi kegiatan Engagement, Exploration, Explaination, Elaboration, Evaluation (Bybee, 1997).
a. Tahap pertama (engagement) bertujuan mempersiapkan diri peserta didik agar untuk menempuh tahap berikutnya dengan jalan mengeksplorasi pengetahuan awal dan ide-ide mereka serta untuk mengetahui kemungkinan adanya miskonsepsi pada pembelajaran sebelumnya. Pada tahap engagement ini diupayakan dapat dibangkitkan minat dan keingintahuan (curiosity) peserta didik tentang topik yang akan dipelajari. Pada tahap ini pula peserta didik diarahkan untuk membuat perkiraan atau prediksi tentang fenomena yang akan dipelajari dan dibuktikan pada tahap eksplorasi.
b. Pada tahap kedua (exploration), peserta didik diberi kesempatan untuk bekerja sama dalam kelompok-kelompok kecil untuk menguji perkiraan atau prediksi, melakukan pengamatan, mencatat hasil serta ide-ide melalui kegiatan-kegiatan seperti praktikum dan telaah literatur.
c. Pada tahap ketiga (explanation), peserta didik difasilitasi oleh guru untuk menjelaskan konsep dengan kalimat mereka sendiri, menunjukkan bukti atas penjelasan mereka melalui diskusi. Pada tahap ini peserta didik diharapkan menemukan istilah-istilah dari konsep yang dipelajari.
d. Pada tahap keempat (elaboration/extention), peserta didik diarahkan untuk menerapkan konsep dan ketrampilan dalam situasi baru melalui kegiatan-kegiatan seperti problem solving dan praktikum lanjutan.
e. Pada tahap akhir atau kelima (evaluation), dilakukan evaluasi terhadap keefektifan tahap-tahap sebelumnya dan evaluasi terhadap hasil belajar atau kompetensi peserta didik melalui problem solving pada konteks baru, atau mendorong peserta didik melakukan penyelidikan lebih lanjut.

Berikut ini dijelaskan secara rinci tahapan pembelajaran siklus belajar lima tahap (5E).

a. Tahap Engagement
Pada tahap engagement, guru menggali pengetahuan awal peserta didik dengan memfokuskan perhatian dan minat peserta didik terhadap topik yang dibahas, memunculkan pertanyaan dan memeroleh respons dari peserta didik. Guru berkesempatan untuk menemukan apa yang telah diketahui peserta didik atau apa yang telah dipikirkan peserta didik tentang topik dan konsep yang dibelajarkan. Pengetahuan ini bisa sesuai atau tidak sesuai dengan materi yang dibelajarkan guru bahkan pengetahuan awal peserta didik dapat mengalami miskonsepsi, oleh karena itu tahap ini juga berguna untuk mengidentifikasi salah konsep dalam pemahaman peserta didik. Tahap ini berguna untuk hal-hal berikut.
• Membangkitkan keingintahuan dan ketertarikan peserta didik terhadap topik yang dipelajari.
• Mengarahkan peserta didik pada pemahaman tentang penyelidikan ilmiah.
• Merangsang peserta didik untuk mengajukan pertanyaan tentang proses penyelidikan ilmiah.
• Mendorong peserta didik untuk membandingkan gagasannya dengan gagasan peserta didik lain.
• Memberi peluang pada guru untuk memberikan penilaian terhadap pemahaman peserta didik tentang konsep yang dipelajari.
Pada saat menggali pengetahuan awal, guru dapat mengajukan masalah yang bertentangan. Misalnya, dengan demonstrasi benda A dan benda B yang memiliki massa berbeda dijatuhkan dari ketinggian yang sama.  Pertanyaan yang dapat diajukan: “benda manakah yang jatuh lebih dahulu ke lantai”? Berdasarkan demonstrasi tersebut diharapkan timbul konflik kognitif pada peserta didik sehingga peserta didik satu dengan peserta didik lain mengajukan jawaban yang berbeda. Dari respons peserta didik, guru dapat mengetahui pemahaman awal peserta didik tentang konsep yang dibahas sebelum pembelajaran.

b. Tahap Exploration
Pada tahap eksplorasi, peserta didik belajar melalui aksi dan reaksi mereka sendiri dalam situasi baru. Peserta didik mengeksplorasi materi dan gagasan baru dengan bimbingan seperlunya dari guru. Pengalaman baru memunculkan pertanyaan dan masalah yang tidak dapat dipecahkan dengan gagasan-gagasan peserta didik yang sudah ada sebelumnya. Tahap eksplorasi memberikan kesempatan pada peserta didik untuk menyampaikan gagasan-gagasan yang bertentangan, yang dapat menimbulkan perdebatan dan analisis dari alasan munculnya gagasan mereka. Analisis tersebut dapat mengarahkan cara diskusi untuk menguji gagasan lainnya melalui prediksi. Pengumpulan data dan analisis dilakukan untuk mengetahui kesesuaian dengan gagasan lainnya. Eksplorasi juga dapat membawa peserta didik pada identifikasi suatu pola keteraturan dalam fenomena yang diteliti. Selama tahap eksplorasi, peserta didik diberi kesempatan untuk bekerjasama dengan peserta didik lainnya tanpa instruksi dari guru melalui kegiatan diskusi. Pada tahap eksplorasi peserta didik dapat melakukan eksperimen agar dapat mengkontruksi pemahamannya, dan melakukan hal-hal berikut.
• Berinteraksi langsung dengan alat/bahan dan gagasan tentang materi yang dipelajari dalam kelompok diskusi.
• Mencari cara untuk memecahkan masalah atau menyusun pertanyaan.
• Memeroleh pengalaman langsung, membandingkan hasil dan gagasannya dengan hasil dan gagasan yang diperoleh peserta didik lain.
• Mengamati, mendeskripsikan, merekam dan mengkomunka- sikan gagasan dan pengalamannya.
• Menyatakan pemahamannya melalui pertanyaan yang yang dapat diuji (hipotesis) dan penyelidikan ilmiah.

c. Tahap Explaination
Pada tahap explaination, kegiatan diawali dengan pengenalan konsep baru yang digunakan pada pola-pola yang diperoleh pada tahap eksplorasi. Konsep baru tersebut dapat diperkenalkan oleh guru, melalui buku bacaan, film atau media lainnya. Selama tahap eksplanasi guru memotivasi peserta didik untuk menjelaskan konsep yang dibahas dengan kata-kata sendiri, mengajukan fakta dan klarifikasi terhadap penjelasannya, dan mendengarkan  secara kritis penjelasan peserta didik. Tahap eksplanasi selalu mengikuti tahap eksplorasi dan berkaitan langsung dengan pola yang ditemukan selama kegiatan eksplorasi.
Tahap eksplanasi memberi kesempatan pada peserta didik untuk menghubungkan pengetahuan awalnya dengan hasil belajarnya dan menyusun pemahaman konseptual “baru”. Tahap ini juga dilakukan untuk melatih kemampuan berbahasa dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar serta ilmiah. Tahap eksplanasi mendorong peserta didik untuk melakukan hal-hal berikut.
• Menjelaskan konsep dan gagasannya (dengan kalimat sendiri) tentang masalah dan penyelesaian masalah.
• Membiasakan peserta didik mendengar dan membandingkan penjelasan peserta didik lain.
• Berdiskusi dalam kelompok kecil maupun diskusi kelas sehingga terbiasa mengemukakan gagasannya secara lisan.
• Merekam dan memperbaiki gagasannya berdasarkan pertimbangannya pada saat diskusi.
• Menggunakan simbol, terminologi dan bahasa formal.
• Membandingkan pemikirannya dengan pemikiran sebelumnya.

d. Tahap Elaboration
Tahap berikutnya adalah elaboration atau disebut juga aplikasi konsep. Pada tahap ini peserta didik menerapkan konsep atau keterampilan pada situasi baru. Tahap ini memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk menggunakan konsep-konsep yang telah diperkenalkan untuk menyelidiki konsep-konsep tersebut lebih lanjut. Penerapan konsep diarahkan pada kehidupan sehari-hari. Misalnya pada saat menerapkan konsep aksi-reaksi Hukum 1.3 Newton, guru menunjukkan sebuah beban yang tergantung pada ujung tali dan ujung tali lainnya diikat pada sebuah papan. Peserta didik diminta untuk menunjukkan dan menjelaskan gaya-gaya bekerja pada tali dan beban.
Tahap elaborasi memberi kesempatan pada peserta didik untuk melakukan hal-hal berikut.
• Membuat hubungan konseptual antara pengalaman baru dengan pengalaman sebelumnya, hubungan konsep yang dipelajari dengan konsep sebelumnya melalui penyelidikan ilmiah.
• Menghubungkan gagasan, pemecahan masalah dan menerapkan gagasannya dalam situasi baru.
• Menggunakan istilah dan deskripsi ilmiah.
• Memperdalam pemahaman tentang konsep dan proses ilmiah.
• Mengomunikasikan pemahamannya pada peserta didik lain.

e. Tahap Evaluation
Tahap terakhir adalah evaluation yang dilakukan pada seluruh pengalaman belajar peserta didik. Aspek yang dievaluasi pada tahap ini adalah pengetahuan atau keterampilan, aplikasi konsep, dan perubahan proses berpikir peserta didik. Tahap evaluasi juga memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menilai cara belajarnya, mengevaluasi kemajuan belajar dan proses pembelajaran. Evaluasi dapat dilakukan secara tertulis pada akhir pembelajaran atau secara lisan berupa pertanyaan selama pembelajaran berlangsung. Evaluasi dapat diberikan pada tes sumatif untuk menguji apa yang telah dikuasai baik dalam konsep maupun dalam kerja ilmiah.
Tahap evaluasi memberi kesempatan pada peserta didik untuk melakukan hal-hal berikut.
• Mendemonstrasikan apa yang dipahami tentang penyelidikan ilmiah dan bagaimana menggunakan pengetahuannya dalam penyelidikan ilmiahnya, serta untuk mengevaluasi penyelidikan di kelas.
• Mengkomunikasi gagasan terbaru pada peserta didik lain (jika dengan tes lisan).
• Menilai kemajuan belajar peserta didik dengan membandingkan pemahaman baru dengan pengetahuan awal peserta didik.
• Menguji kedalaman pemahaman konsep peserta didik melalui pertanyaan.
Pada model siklus belajar 6 tahap (learning cycle 6E) adalah pengembangan dari siklus belajar 5E dengan penambahan tahap elicitation, dilanjutkan, engagement, exploration, explanation, elaboration, dan evaluation. Pada model siklus belajar tujuh tahap (learning cycle 6E), merupakan pengembangan dari model siklus belajar lima tahap (5E), dengan perubahan tahap engagement menjadi dua tahapan yaitu elicitation dan engagement,sedangkan pada tahap elaboration dan evaluation menjadi tiga tahapan menjadi elaboration, evaluation dan extension.

Sumber : buku k13 IPA kelas VIII

0 Response to "Tahapan Siklus Belajar 5E"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel